Dua Pelajar di Jombang Meninggal Usai Vaksinasi, Begini Proses Skrining yang Benar

Ilustrasi. (Istimewa).
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Warga Jombang sudah dua kali digegerkan dengan kejadian meninggalnya 2 pelajar Sekolah Dasar (SD) yang meninggal dunia usai mengikuti vaksinasi Covid-19.

Korban pertama diketahui seorang siswa kelas 6 di SDN Gedangan, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang. Muhammad Bayu Setiawan, namanya. Pria berusia 12 tahun ini meninggal dunia kurang dari 24 jam usai melakukan vaksinasi di Puskesmas Mojowarno.

Baca Juga

Sementara korban yang ke-dua yakni menimpa terhadap Naura Sabrina Galiya, warga asal Desa Catakgayam, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang. Perempuan berusia 9 tahun ini meninggal dunia setelah mengalami penyakit, usai vaksinasi Covid-19.

Dari kejadian ini, lantas perlu dipertanyakan proses skrining yang diterapkan saat hendak menyuntik vaksin. Menurut Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jombang, dr Iskandar Zulqornain membeberkan proses screening yang perlu diperhatikan.

“Tentunya untuk sebelum divaksin harus didampingi oleh walinya, untuk yang anak. Dan (Vaksinator) harus fokus dalam proses skriningnya, ditensi melihat ada gejala atau tidaknya. Dosis vaksin yang mau dipakai harus sesuai,” ujar dr Iskandar kepada KabarJombang.com, Senin (3/12/2021).

Sebelum melalui proses tersebut, pihak Vaksinator tidak diperbolehkan secara langsung menyuntik. Karena bahaya yang menimpa akan menjadi kesalahan total. Iskandar mengatakan bahwa anak bisa divaksin setelah diketahui hasil skriningnya baik-baik saja.

“Kalau sudah lolos dari skrining itu, pasti sudah aman kalau memang tidak mempunyai riwayat penyakit tertentu yang dialaminya. Itu sudah ada lembaran skrining yang harus dijalani,” jelasnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

Tak hanya proses skrining, melainkan juga sosok Vaksinator yang menjadi tanda tanya di lapangan saat hendak menyuntik vaksin. Saat disinggung soal petugas yang berhak menyuntik vaksin, pihaknya menjelaskan bahwa hanya petugas yang sudah melalui pelatihan.

“Justru petugas yang sudah melakukan pelatihan di jauh-jauh hari ya. Jadi bukan sembarang orang (petugas) di puskesmas maupun rumah sakit yang melakukan,” tuturnya.

Namun demikian saat disinggung apabila petugas yang masih Sukwan menyuntik vaksin, dr Iskandar mengatakan bahwa tidak bermasalah. Menurutnya yang terpenting sudah berpengalaman dan melalui pelatihan sebelumnya.

“Tidak masalah, jadi masyarakat tidak perlu panik. Dan tadi sudah diaudit yah, yang melibatkan Komda KIPI Jombang, RSUD Jombang, beberapa puskesmas, Komda KIPI Jatim dan Komas KIPI,” imbuhnya memungkasi.

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait