Covid-19 di Jombang Sedang Menuju Puncak Kurva, Begini Kata IDI

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Jombang dr Achmad Iskandar Dzulqornain.
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Jombang dr Achmad Iskandar Dzulqornain memprediksi Jombang saat ini sedang proses menuju puncak kurva terkait kasus Covid-19.

Ia mengatakan hal ini berdasarkan tren kasus di Jombang yang terus naik. Data hari ini positif Covid-19 di Jombang mencapai 178 orang.

Baca Juga

“Kita akan segera mengalami puncak Covid, terlihat pada beberapa minggu ini kasusnya terus naik. Sehingga kita perlu meningkatkan kewaspadaan sampai tren ini Covid-19 menurun dan menurun,” katanya, Rabu (17/6/2020).

Menurutnya, Covid-19 kali ini adalah bencana nasional yang baru sekali ini punya pengaruh begitu luas. Tidak ada provinsi yang lepas dari Covid-19.

Ia memprediksi Covid-19 masih bisa bertahan lama. Masyarakat juga harus hati-hati, virus ini begitu cepat menyebarkan.

Resiko terkait pandemi bisa dikurangi dengan melakukan tindakan kewaspadaan di tempat umum seperti pasar, kantor dan fasilitas umum lainnya.

“Pelajaran pertama, bahwa musuh yang kita hadapi ini sesuatu yang tidak tampak. Sehingga saat sulit diberikan pemahaman kepada kelompok tertentu,” tambahnya.

Dokter Iskandar mengatakan pemerintah Jombang dalam dua minggu terakhir gencar melakukan pelacakan kasus dan rapid test.

Ia mengingatkan, pemerintah perlu fokus dalam mengedukasi masyarakat. Sehingga masyarakat Jombang harus sudah terpaham kan tentang sikap saat new normal.

“Apakah di Jombang sudah terkontrol masalah Covid-19? Jawabannya belum, karena naik terus. pemerintah baru sekitar dua minggu untuk gencar melakukan pelacakan kasus baru,” ujar Iskandar.

Secara pribadi, Iskandar tidak setuju dengan istilah new normal. Banyak yang salah paham, dikiranya semua normal kembali. Ia lebih sepakat dengan istilah new normal.

New norma sebuah konsep yang menyampaikan bahwa Covid-19 ini masih lama. Bukan bearti pemerintah gagal total. Namun masyarakat punya norma baru, tatanan baru dan adaptasi cara baru.

New normal cara baru, pendekatan baru bahwa Covid-19 masih ada di sekitar kita. Prinsip utama penyakit ini menurutnya adalah menular. Masyarakat harus paham bahwa ini penyakit yang menular lewat cairan, hidung dan mulut makanya harus pakai masker.

“Sering cuci tangan, khawatir ada percikan di tangan. Jaga jarak agar saat batuk, bersin, atau bicara tidak menulari kita,” ujarnya.

Baginya, saat ini yang paling sulit, yaitu membuat masyarakat sepenuh paham tentang hidup ala new norma. Masyarakat juga harus sadar cara hidup baru dan hidup sehat. Jangan hanya mengandalkan pemerintah.

Siapkah Jombang menerapkan new norma? “Saya kira belum. Jika ditanya apakah pemerintah sudah memulai, saya jawab sudah. Selanjutnya apakah new norma sudah bisa diterapkan. Saya kira belum,” ingatnya.

Iskandar juga mengingatkan masyarakat untuk tidak merasa aman berkunjung ke daerah yang kasus Covid-19 rendah. Ini bukan betarti daerah lain aman, mungkin saja daerah tersebut tidak melakukan pelacakan lewat rapid test.

Landasan sarannya, saat ini rumah sakit rujukan Covid-19 di Jombang selalu penuh. Sehingga kemampuan tim kesehatan dan pemangku kebijakan harus ditingkatkan.

Pemerintah Jombang juga harus bisa mengelola kasus impor, yaitu kasus Covid-19 didapatkan dari daerah lain. Bisa karena kunjungan atau bekerja di daerah lain.

“Untuk apakah upaya pemerintah maksimal maka mari kita lihat dan pantau,” tandasnya.

 

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait