PETERONGAN, KabarJombang.com – Ditengah makin gencarnya pemerintah menghindari pandemi virus Corona dengan memberlakukan work from home, rupanya tak menghentikan Rianto (53) tetap berada di jalanan, menunggu penumpang menggunakan jasa becak motor (Bentor)-nya
Pria tua ini, memilih tetap bekerja di luar rumah, memarkir Bentornya di pinggir Jalan Raya Peterongan, Kabupaten Jombang, demi mencari rezeki untuk biaya hidup sehari-hari dirinya beserta keluarganya.
“Bagi saya, ya tidak bisa. Kalau nggak keluar ya nggak akan ada pemasukan. Lha keluarga saya nanti makan apa?,” ucapnya tersenyum, saat ditanya mengapa tidak mengikuti anjuran pemerintah agar bekerja di rumah, Selasa (24/2/2020).
Pria asal Jogoroto ini mengaku pendapatannya sebagai tukang becak motor menurun sekitar 50 persen atau separuh bahkan lebih. Turunnya penghasilannya ini dirasakan sejak merebaknya virus Corona dan disertai kebijakan-kebijakan upaya pencegahan virus dari Wuhan, China ini.
“Kalau hari biasa, sehari bisa dapat Rp 100 ribu, mulai dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore. Sekarang menurun, kadang setengahnya, kadang lebih dari setengah,” katanya.
Ditanya apakah tidak takut dengan virus Corona karena masih berada di luar rumah, dirinya menjawab tidak takut. Hanya saja, dia tetap waspada dengan wabah yang sedang mendera Indonesia. Dia pun mengaku mengurangi kegiatan di luar rumah, disamping lantaran sepi penumpang, juga beberapa temannya yang pernah bercerita soal mencegah Covid-19.
“Kalau dibilang takut yah tidak, tapi tetep waspada. Keluar rumah untuk narik bentor, saya kurangi,” jelasnya.
Sementara Suhadi (55) tukang bentor lainnya, mengatakan hal sama. Dia juga tidak takut dengan virus Corona. Alasan dia, karena hidup sudah ada yang menggariskan. “Tidak takut, wong ya sudah ada yang nentukan, yang penting tetap bersyukur saja,” ujarnya.
Pria tua yang sudah 30 tahun menjadi tukang becak/bentor ini juga mengaku tidak menjalankan anjuran pemerintah untuk work from home sebagai upaya pencegahan Covid-19. Menurutnya, dirinya tidak bisa mendapatkan rezeki kalau berada di rumah.
“Kalau saya dirumah, tidak dapat penghasilan. Jadi ya harus tetap keluar rumah,” ungkap tukang bentor yang mangkal di tempat yang sama, mulai pukul 17.00 WIB hingga 22.00 WIB ini.
Soal pendapatan per hari di masa rentan virus Corona, Suhadi juga mengalami hal sama dengan rekannya Rianto. Hanya saja, turunnya lebih drastis disbanding rekannya itu. Menurutnya, lebih disebabkan perbedaan waktu mangkal.
“Pendapatan turun. Biasanya per hari bisa dapat Rp 90 ribu sampai Rp 100 ribu lebih. Sekarang turun, kadang sehari cuma dapat Rp 30 ribu saja,” pungkasnya.