Nasib Pilu Petani Tembakau di Tengah Pandemi dan Cuaca Buruk

Nasib Pilu Petani Tembakau di Tengah Pandemi dan Cuaca Buruk
Muji petani tembakau di Kecamatan Kabuh saat mengecek tanaman emas hijau miliknya yang tumbuh tidak merata akibat hujan.Fa'iz.
  • Whatsapp

KABUH, KabarJombang.com – Cuaca yang tak menentu, membuat para petani tembakau di wilayah utara sungai Brantas, Kabupaten Jombang pasrah. Lantaran tanaman emas hijau mereka tak bisa tumbuh sempurna bahkan mati.

Seperti yang diungkapkan Muji salah satu petani di Desa Sukodadi, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang. Muji hanya bisa tersenyum kecut ketika mengetahui tanaman tembakaunya tak bisa tumbuh secara maksimal. Bahkan tidak sedikit yang layu lantaran terendam air.

Baca Juga

Kondisi ini membuat pria paruh baya itu mengelus dada. Harapan satu-satunya yang diminta tak lain campur tangan pemerintah. Sebab, tanpa itu sulit sekali dirinya bisa menyisihkan hasil dari bertani tembakau pada saat musim tanam tahun ini.

“Kalau secara logika, ngeluh itu sama halnya mengadu nasib sih. Tapi saya meminta pertolongan saja kepada pemerintah, untuk bisa menaikkan harga tembakau ini nanti. Kalau kemarin kan murah, masak murah lagi di masa pandemi dan curah hujan yang juga gak menentu ini,” ujarnya kepada KabarJombang.com, Jumat (16/7/2021).

Kendati sudah banyak yang mati, pria berusia 32 tahun itu tetap mencari solusi agar saat diterpa hujan, tumbuhan tembakaunya aman dari kebanjiran. Ia juga meski merogoh kocek lebih dalam lagi untuk bisa mempertahankan sebagian tanaman tembakau agar tetap tumbuh baik.

“Sekarang gak menentu cuacanya, kadang hujan kadang panas. Jadi gak cuma manusia merasakan cuaca kaya gini, tumbuhan pun tumbuhnya gak sehat dan merata. Kemarin malam aja hujan, makanya tak siram sekarang. Selain itu menggali lebih dalam penyaluran air untuk mengantisipasi adanya hujan lebat,” jelasnya saat ditemui.

Padahal, harga jual daun tembakau itu diukur berdasarkan dari kesehatan dan kualitas daun. Apabila layu dan rusak, maka kata Muji harga jual tembakau dipastikan anjlok. Sementara dimasa pandemi COVID-19, ekonomi para petani juga ikut berdampak.

Baik Muji maupun para petani dan ini meminta pemerintah bisa memberikan bantuan yang layak untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Dengan menaikan harga jual tembakau, tentunya akan meringankan sediki beban keuangan para petani ini.

“Kalau tahun kemarin harga tembakau basah itu sekitar Rp6 ribu perkilogramnya, sedangkan untuk yang tembakau kering sekitar Rp8 ribu. Jadi saya harap pemerintah bisa menaikkan harganya, soalnya jarang sekarang bantuan yang diberikan tepat pada sasarannya. Seperti orang yang memang benar tidak mampu,” kata Muji memungkasi.

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait