Efek Domino BBM Naik, Produksi Pedagang Pentol di Jombang Turun

Pentol yang dijajakan Lutfan Efendi. KabarJombang.com/Anggit Puji Widodo/
Pentol yang dijajakan Lutfan Efendi. KabarJombang.com/Anggit Puji Widodo/
  • Whatsapp

JOMBANG, Kabarjombang.com – Efek domino dari naiknya harga BBM kini mulai dirasakan oleh masyarakat. Salah satunya Lutfan Efendi (31) pedagang pentol yang merasakan imbasnya.

Lutfan yang merupakan seorang pedagang pentol keliling ini mengaku selama beberapa hari memang naiknya harga BBM, secara tidak langsung berdampak pada produksi pentolnya.

Baca Juga

“Terima nda terima, akhir ya menerima. Karena sudah diputuskan,” ucapnya Lutfan Efendi warga Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang ini pada wartawan pada Rabu (7/9/2022).

Lutfan melanjutkan, dari mulai isu naiknya harga BBM, dirinya sudah khawatir akan melonjaknya harga bahan makanan untuk produksi pembuatan pentolnya.

“Ya walaupun yang paling dikhawatirkan adalah kenaikan bahan bahan pokok. Bahan-bahan untuk pembuatan pentol juga sudah beberapa naik,” katanya.

Ia menjelaskan, ada beberapa bahan pembuatan pentolnya yang sudah mulai naik, seperti daging.

“Daging ayam, daging sapi serta beberapa bumbu lainya juga naik. Tidak terlalu signifikan, hanya yang dikhawatirkan kalau memang BBM harga segitu, otomatis kayaknya akan naik,” ungkapnya.

Seperti contoh harga daging ayam, disebutnya sudah naik, meskipun tidak terlalu mahal. “Terus harga daging ayamnya dari harga Rp 30 ribu per kilogramnya sekarang naik jadi Rp 32-33 ribu per kilogram,” jelas pria yang biasa berjualan di Dusun Ngudirejo dan di Pondok Rejoso ini.

Hal itu pun berdampak pada produksi pentolnya. Dimana dalam sehari jika situasi normal, dirinya mampu memproduksi pentol sekitar 12 – 15 kilogram. Namun, karena BBM naik, produksinya berkurang menjadi 10 kilogram.

“Khawatir, daya beli masyarakat akan berkurang, karena harus mengatur sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari juga. Tapi bagaimana lagi, tetap berjuang semampunya,” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, harga bumbu dapur di pasar tradisional Bandung, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang naik mencapai hingga 50 persen dari harga sebelumnya.

Penjual bumbu dapur, Adi Irwanto mengatakan, harga bumbu dapur mulai merangkak naik setelah ada keputusan pemerintah terkait kenaikan harga BBM.

Ditanya soal harga, Adi menjelaskan, harga bumbu dapur yang naik hingga mencapai 50 persen, mulai cabai hingga bawang merah.

“Cabai rawit sebelumnya harga Rp 20 ribu sekarang menjadi Rp 45 ribu per kilogramnya, bawang merah Rp 20 kini menjadi Rp 30 ribu, bawang putih 20 ribu, cabai merah Rp 40 ribu menjadi Rp 50 ribu.

Senada dengan itu, pedagang cabai di pasar Legi, Rahayu (37) warga Balong Besuk, Diwek, Jombang mengatakan, sejak kemarin harga cabai melonjak . hal itu lantaran imbas harga BBM naik harga cabai di Jombang meroket.

“Untuk harga cabai kecil yang mulanya Rp 47 ribu sekarang naik menjadi Rp 56 ribu,” ucapnya pada wartawan pada Senin (5/9/2022).

Rahayu menuturkan, harga cabai yang paling signifikan melonjak ialah harga cabai keriting.

“Yang paling signifikan untuk kenaikan harga yaitu cabai keriting, dari harga per kilogramnya Rp 50 ribu menjadi Rp 70 ribu per kilogramnya,” katanya. (Anggit Puji Widodo)

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait