WONOSALAM, Kabarjombang.com – Pewarnaan kain dengan teknik ecoprint mulai banyak dilirik UMKM, karena lebih alami dan ramah lingkungan.
Teknik ini menggunakan bahan-bahan alami seperti daun, bunga untuk pewarnaan kain. Sehingga bisa menghasilkan warna serta corak alami.
UMKM batik yang menggunakan teknik ecoprint ini bisa dijumpai di Dusun Babatan, Desa Sumberjo, Kecamatan Wonosalam. Yakni, milik Fitria Ainul Latifah.
Perempuan 25 tahun itu mulai melirik dan menggunakan teknik ecoprint sejak tahun 2018 lalu.
Sebelumnya ia merupakan seorang pengrajin batik tulis. Namun, hasil karyanya kurang diminati orang karena tingkat persaingan yang tinggi.
Saat pertama mengenal ecoprint, Fitria tidak langsung menaruh minat terhadap teknik tersebut. Bahkan ia hanya membantu pengrajin lain dengan mensuplai daun untuk keperluan ecoprint.
“Dulu saya ngga tahu apa itu ecoprint, saya cuma jualan daun buat keperluan teman-teman pengrajin, lumayan dulu bisa sampai dapat 800 ribu dari jual daun saja” ungkapnya kepada Kabarjombang.com, Minggu (6/6/2021).
Berbekal rasa penasaran, Fitria mulai mencoba untuk menggunakan teknik ecoprint.
Fitria pernah menghabiskan dua karung kain hanya untuk eksperimen teknik pewarnaan. Hasilnya berbuah manis, ia mulai mahir menggunakan teknik ecoprint.
Menurutnya pewarnaan kain dengan teknik ecoprint tidak membutuhkan waktu yang lama untuk pengerjaannya.
Mula-mula bahan-bahan seperti daun yang akan dijadikan motif dikumpulkan terlebih dahulu.
Daun yang sudah dikumpulkan ditata sedemikian rupa di permukaan kain. Kemudian kain yang sudah ditata daun di atasnya dilipat dengan plastik dan direbus selama dua jam.
“Daunnya saya dapat dari sekitar sini, alhamdulillah di hutan Wonosalam sudah tersedia semua. Dari daun jati, lanang, jarak kepyak sampai mindi. Pengrajin lain ada yang sampai beli daun per lembar dua puluh lima rupiah, disini gratis semua,” kata Fitria menjelaskan.
Kini kain ecoprint milik Fitria mulai banyak diminati. Selain kain ia juga memproduksi produk jadi seperti, jilbab, baju, totebag, sandal dan sepatu.
Setiap bulannya ia bisa memproduksi 200-300 kain untuk dipasok di beberapa pengrajin di Jawa Timur. Fitria mematok harga paling murah Rp 150 ribu untuk per potong kain.
“Kalau banyak pesanan dan pameran bisa kami bisa bikin 400 lebih per bulan,” pungkasnya.