JOMBANG, KabarJombang.com – Dari hasil rapat pleno beberapa waktu lalu Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), melalui Wakil Ketua Umum (Waketum) Amin Said Husni, menugaskan untuk mendalami konflik yang belakangan terjadi dengan PKB.
Atas dasar tersebut Rois Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) se Indonesia dengan perwakilan dari beberapa petinggi PBNU menggelar pertemuan tertutup di Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, Jombang pada Senin (12/8/2024), yang membahas terkait konflik PBNU vs Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Dalam pantauan di lapangan terlihat Waketum PBNU Amin Said Husni, turut serta menghadiri pertemuan yang berlangsung tertutup tersebut. Saat dikonfirmasi oleh wartawan, ia membenarkan adanya pertemuan tersebut.
“Para Rois Syuriah PWNU se Indonesia ini memang kami kumpulkan untuk menindaklanjuti hasil rapat pleno PBNU guna melakukan pendalaman hubungan PKB dengan NU,” ungkapnya.
Amin menjelaskan, proses pendalaman masih berlangsung. Pihaknya juga mengaku telah bersilaturahim dengan pengurus dewan syuro di Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten untuk mendalami informasi terkait konflik PBNU Vs PKB ini.
“PBNU dengan tim Panel yang sudah dibentuk telah memanggil beberapa narasumber untuk kita mohonkan informasi, data-data, maupun pengalaman yang dimiliki oleh beliau-beliau,” ujarnya.
Seperti diketahui, PBNU memang memberi mandat kepada Wakil Rais Aam KH Anwar Iskandar dan Waketum PBNU Amin Said Husni untuk mendalami konflik yang belakangan terjadi dengan PKB. Ini merupakan bagian dari hasil rapat pleno PBNU.
Pertemuan tertutup itu, menurut pria yang pernah menjabat sebagai Bupati Bondowoso periode 2008-2013 tersebut, mengatakan adanya temuan informasi dari tim Panel. Terkait adanya perubahan prinsipil di tubuh PKB, kalau dibandingkan dengan pertama kali PKB dibentuk pada tahun 1998.
“Dari temuan informasi yang digali, jika PKB hari ini merubah kewenangan dari dewan syuro partai. Dewan syuro di PKB merupakan pemegang supremasi kewenangan struktur partai,” terangnya.
Lebih lanjut menurutnya, pada waktu awal berdirinya PKB, Dewan syuro merupakan pemegang supremasi kewenangan dalam struktur partai, sebagaimana juga Syuriah di NU, yang memegang supremasi kewenangan.
“Sejatinya PKB didirikan dan diciptakan oleh NU melalui PBNU, memang dibentuk dengan struktur yang mirip dengan NU. Jika di NU ada Syuriah, di PKB ada dewan syuro,” tambahnya.
Amin menjelaskan, dewan syuro di PKB itu khas, tidak bisa dibandingkan dengan partai-partai lain. Menurut Waketum PBNU tersebut, Dewan Syuro ini bukan seperti dewan penasihat kalau di partai lain, bukan juga dewan pertimbangan.
“Bagi PBNU, dewan syuro ini memiliki peran sentral di struktural partai. Namun, karena adanya temuan dan informasi jika kewenangan dari dewan syuro di PKB saat ini berbeda. Maka dari itu PBNU menugaskan kami untuk melakukan pendalaman. Yang pada akhirnya nanti akan ada kesimpulan dan rekomendasi,” jelasnya.
Kemudian ratusan kiai yang sudah berkumpul di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang sejak pada hari Senin (12/8/2024) sepakat untuk ingin perbaiki PKB. Dipimpin langsung oleh tim pansus KH Anwar Iskandar dan KH Amin Said Husni, para kiai ini menyepakati dua hal.
KH Anwar Iskandar, menyampaikan ada dua kesepakatan dalam pertemuan ini. Yang pertama, para kiai sepakat bahwa antara PBNU dan PKB memiliki hubungan ideologis, historis, politis dan organisatoris, serta kultural.
“Kemudian kesepakatan yang kedua, para kiai meminta agar PBNU bisa segera mengambil langkah strategis dalam rangka memperbaiki PKB ke depan,” terangnya.