JOMBANG, KabarJombang.com – Selama kurun waktu 6 bulan terakhir, kasus kekerasan di Kabupaten Jombang cenderung masih tinggi.
Dari data yang dihimpun oleh Women Crisis Center (WCC) Kabupaten Jombang mencatat ada 44 kasus kekerasan mulai dari Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) hingga perkosaan sejak Januari hingga Juni 2024.
Ana Abdilllah, Direktur WCC Jombang saat dikonfirmasi mengatakan, kasus kekerasan yang paling banyak terjadi selama kurun waktu 6 bulan tersebut yakni KDRT.
“Data kasus Januari hingga Juni 2024, kasus KDRT spesifik Kekerasan Terhadap Istri ada 17 kasus. Kemudian KDRT spesifik kekerasan terhadap anak ada 2 kasus,” ucapnya saat dikonfirmasi pada Rabu (10/7/2024).
Lebih lanjut, selain itu ada juga 3 kasus yang mengarah ke Pidana Umum (Pidum) informasi dan transaksi elektronik. Lalu ada 1 kasus Traffiking dan 1 kasus ekploitasi seksual.
“Untuk kasus yang lainnya juga marak, seperti pelecehan seksual fisik ada 7 kasus, perkosaan 8 kasus dan kekerasan seksual berbasis elektronik ada 5 kasus,” katanya.
Ana menjelaskan, tahun ini jika dibandingkan periode 2023 lalu di 6 bulan yang sama, kasus cenderung meningkat. Dimana, pada kurun waktu Januari hingga Juni 2023 hanya 29 kasus.
Hal tersebut berbanding lurus dengan periode 2024 di 6 bulan pertama yang sudah menyentuh 44 kasus.
“Pada tahun 2023 lalu itu hanya 29 kasus selama Januari sampai Juni. Jika di total, selama tahun 2023, Januari sampai Desember kasus kekerasan di Jombang mencapai 86 kasus,” pungkasnya.