KabarJombang.com – Merasa cemas membuat seseorang berada di situasi tidak nyaman, karena ada sesuatu yang dikhawatirkan. Tetapi sebagia orang kadang merasakan cemas secara berlebihan.
Perasaan cemas biasanya dapat dihadapi dan berhenti dengan sendirinya dengan kontrol diri. Namun jika anda berada pada level rasa cemas yang berlebihan, tentunya harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut kepada ahli.
Untuk mengenali dan cara mengatasi cemas yang berlebihan pada diri seseorang simak ulasan berikut ini.
Tipe-Tipe Gangguan Kecemasan dan Gejalanya
Rasa cemas berlebihan yang muncul akibat gangguan kecemasan bisa disebabkan oleh beberapa jenis gangguan kecemasan, yaitu:
1. Gangguan kecemasan umum
Generalized anxiety disorder (GAD) atau gangguan kecemasan umum ditandai dengan perasaan cemas, khawatir, atau takut berlebihan yang berlangsung setidaknya selama 6 bulan.
Orang yang mengalami gangguan kecemasan umum dapat merasa cemas kapan saja, bahkan tanpa ada faktor pemicu stres yang jelas.
Selain rasa cemas berlebihan, orang yang menderita gangguan kecemasan umum dapat merasakan gejala lain, seperti:
– Susah tidur
– Sulit berkonsentrasi
– Khawatir berlebihan terhadap hal-hal kecil
– Dada berdebar-debar
– Keringat dingin
– Mudah lelah
– Otot terasa kaku dan tegang
2. Gangguan panik
Gangguan panik atau serangan panik adalah gangguan cemas yang ditandai dengan munculnya kecemasan berlebihan atau rasa takut yang sangat intens secara tiba-tiba.
Ketika serangan panik muncul, orang yang menderita kecemasan berlebihan ini akan merasa tidak berdaya, tidak dapat berpikir dengan tenang, dan juga merasakan gejala fisik tertentu, seperti nyeri dada, berdebar-debar, sesak napas, pusing, atau sakit perut, atau merasa seperti akan pingsan.
3. Fobia
Fobia merupakan ketakutan berlebihan terhadap objek atau situasi tertentu, misalnya darah, laba-laba, ketinggian, atau ruangan sempit. Rasa takut yang dialami bahkan bisa sampai membuat penderitanya menghindari objek atau situasi tersebut.
Orang yang menderita fobia akan merasa sangat ketakutan atau panik ketika berhadapan dengan hal yang menyebabkan fobianya atau bahkan sekadar memikirkan tentang hal tersebut.
4. Gangguan kecemasan sosial
Gangguan yang sering juga disebut sebagai fobia sosial ini ditandai oleh rasa cemas yang berlebihan terhadap kondisi sosial sehari-hari, seperti berbicara di depan orang banyak atau menyapa orang lain.
Penderita gangguan kecemasan sosial atau social anxiety disorder bahkan sering kali menghindari interaksi sosial karena merasa takut dipermalukan atau dinilai oleh orang lain.
5. Gangguan stres pascatrauma
Post-traumatic stress disorder (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma dapat terjadi ketika seseorang mengalami peristiwa atau kejadian yang menyebabkan trauma psikologis berat, seperti kecelakaan, kekerasan seksual, atau bencana alam.
Penderita PTSD biasanya akan mengalami kecemasan berlebihan dan sering mengingat peristiwa yang dialami, mimpi buruk, serta rasa takut yang muncul terus-menerus.
6. Gangguan obsesif kompulsif
Gangguan kecemasan yang juga disebut obsessive-compulsive disorder (OCD) ini membuat penderitanya harus melakukan suatu tindakan secara berulang-ulang. Misalnya, penderita OCD harus mencuci tangan sebanyak tiga kali, karena bila tidak ia akan merasa bahwa tangannya tetap kotor dan dapat membahayakannya.
Penyebab Munculnya Kecemasan Berlebihan dan Cara Mengatasinya
Penyebab munculnya rasa cemas berlebihan akibat gangguan kecemasan hingga kini belum diketahui dengan pasti. Namun, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang lebih berisiko terkena gangguan cemas, yaitu:
– Faktor genetik
– Stres berat yang berkepanjangan, misalnya akibat tekanan batin, masalah keluarga, atau kesulitan memenuhi kebutuhan ekonomi
– Riwayat trauma psikologis di masa kecil
– Berbeda dengan rasa cemas yang normal dan dapat mereda sendiri, kecemasan berlebihan akibat gangguan cemas tidak akan menghilang tanpa penanganan dari psikolog atau psikiater.
Oleh karena itu, jika Anda merasakan kecemasan berlebihan yang tidak kunjung menghilang, Anda sebaiknya berkonsultasi ke psikolog atau psikiater.
Untuk membantu menenangkan perasaan Anda dan meredakan kecemasan berlebihan yang Anda rasakan, psikolog atau psikiater akan memberikan penanganan berupa:
– Psikoterapi
Saat menjalani psikoterapi, Anda dapat menceritakan dan meluapkan apa yang Anda rasakan. Selain itu, psikolog atau psikiater akan memberi saran tentang bagaimana cara untuk memahami dan mengatasi kecemasan berlebihan yang Anda alami.Dalam sesi psikoterapi, Anda juga akan dibimbing untuk mengurangi stres, misalnya dengan melakukan relaksasi atau meditasi.
Teknik psikoterapi yang dijalani ada bermacam-macam, tergantung apa penyebab kecemasan berlebihan yang Anda rasakan. Namun, beberapa teknik psikoterapi yang umum dilakukan adalah terapi perilaku kognitif.
– Pemberian obat-obatan
Pemberian obat-obatan untuk meredakan kecemasan hanya bisa dilakukan oleh psikiater. Untuk meredakan gangguan cemas yang Anda rasakan, psikiater dapat meresepkan obat-obatan penenang dan antidepresan.
Kiat Sehat Mengendalikan Kecemasan Berlebihan
Selain dengan penanganan medis oleh psikolog atau psikiater, Anda juga bisa melakukan langkah-langkah berikut untuk mengendalikan atau mengatasi kecemasan berlebihan:
– Hindari konsumsi minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh, atau minuman berenergi, karena dapat memperburuk gejala gangguan kecemasan.
– Lakukan olahraga secara teratur, seperti joging, senam aerobik, dan bersepeda, untuk membantu mengurangi stres dan memperbaiki suasana hati.
– Cukupi waktu istirahat selama 7–9 jam setiap malam.
– Coba untuk curhat atau bercerita kepada orang terdekat mengenai perasaan Anda dan masalah yang Anda hadapi.
– Hindari konsumsi minuman beralkohol, obat-obatan terlarang, dan merokok karena bisa memperparah gangguan kecemasan yang dialami.
– Kecemasan berlebihan tidak bisa hilang begitu saja tanpa adanya penanganan medis. Oleh karena itu, Anda perlu berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater, jika Anda merasakan kecemasan berlebihan yang sudah mengganggu aktivitas sehari-hari atau kehidupan sosial Anda, terlebih jika perasaan tersebut muncul beserta pikiran untuk bunuh diri atau menyakiti diri.