DIWEK, KabarJombang.com- Bambu runcing dikenal sebagai senjata terbuat dari bambu yang diruncingkan. Ketika itu digunakan sebagai alat melawan penjajahan kolonial Belanda oleh bangsa Indonesia.
Namun, bambu kini bisa dimanfaatkan untuk aneka ragam produk. Seperti halnya kerajinan kaligrafi berbahan bambu kuning yang ada di Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.
Bambu berwarna kuning tersebut salah satunya dimanfaatkan warga bernama Mustamil warga Grogol. Bambu tersebut dihasilkan dari menanam sendiri di depan rumahnya, sejak tahun 2008 hingga saat ini.
“Alasan saya menekuni kaligrafi bambu kuning ini karena memang senang di dunia kaligrafi dan lukis. Untuk bambunya saya mengembangkan sendiri” kata Mustamil (45) kepada KabarJombang.com, saat ditemui dikediamannya, Minggu (2/5/2021).
Kaligrafi yang berbahan dasar bambu kuning ini memang sengaja dibuatnya berbeda dari seni kaligrafi lain. Hingga ia mampu menarik dan mendatangkan pembeli dari luar negeri.
Mustamil membeberkan jika pembuatan kaligrafi bambunya tersebut diperoleh dari bambu kuning yang tua. Kemudian dipotongnya menjadi tiga, empat, hingga lima.
Hasil dari potongan bambu tersebut kemudian ia amplas dan dibentuk lafal Arab dan disusun menjadi kaligrafi di atas kayu triplek meranti yang berwarna coklat itu.
Bambu yang ia gunakan hanya beberapa meter saja, dari bagian tengah hingga ujung. Jika bambu habis atau kurang ia membeli di luar desanya.
“Soalnya yang saya pakai kan bambu kuning, kalau bambu biasa banyak. Makanya agak jarang ditemukan. Untuk itu saya jualnya juga agak mahal, sebab bambu kuning yang saya gunakan langka,” ungkapnya.
“Paling banyak pesanan biasanya ya salawat nabi, kalimat tauhid,” tambahnya.
Untuk harga kaligrafi bambu kuning Mustamil paling murah dibandrol Rp 150 ribu hingga Rp 20 juta. Sedangkan, peminat kaligrafi Mustamil mulai dari Jawa Timur hingga luar negeri seperti Malaysia dan Brunai Darusalam.
“Pembeli bisa request juga dan kami kreasikan sendiri nanti. Jadi, pembeli tinggal menyerahkan pesanannya ke kami. Pesannya bisa lewat online juga, biasanya lewat WhatsApp,” ujarnya.
Dengan produk kerajinan kaligrafi bambu kuning yang sudah berjalan sekitar 14 tahun ini. Ia berharap agar kerajinan kaligrafinya bisa semakin berkembang dan membantu menciptakan lapangan pekerjaan. Khususnya bagi anak muda yang belum mendapat pekerjaan.