JOMBANG, KabarJombang.com – Strain Virus Corona menjadi salah satu pemicu kematian. Menurut Direktur RSUD Jombang, dr Pudji Umbaran, strain virus Covid-19 sangat bervariasi dari yang ringan, ganas, hingga merenggut kematian.
Jenis strain virus ini, belum ditetapkan kepastiannya oleh WHO (World Health Organization). Untuk itu, dalam pembuatan vaksin belum bisa ditetapkan karena strain virus ini memiliki banyak versi.
Dikatakan dr Pudji, hampir di seluruh dunia, termasuk Kabupaten Jombang, jenis strain virus ganas hingga merenggut jiwa ini, tidak terlalu banyak. Rata-rata hanya di bawah 10 persen. Bahkan, angka kematian di dunia berada pada angka 5 persen dari total kasus Covid-19 yang terjadi.
“Kita tidak bisa mengenal satu dua kasus yang terjadi saat ini di lapangan, sehingga dapat diketahui apakah virus tersebut termasuk virus strain ganas atau biasa. Hal tersebut tidak bisa dipotret secara langsung,” kata dr Pudji, saat dihubungi KabarJombang.com melalui sambungan telepon, Senin (10/8/2020).
Sehingga, menurutnya, cara yang bijak untuk diterapkan saat ini adalah memperhatikan protokol kesehatan dan menjaga imunitas yang tinggi di masing-masing individu. Dengan cara-cara tersebut, kata dr Pudji, bertujuan agar jika ada paparan virus, tidak memicu keluhan yang mengkhawatirkan.
Strain Virus Corona, jelas Direktur RSUD Jombang ini, dalam gambaran kasarnya seperti yang telah banyak orang ketahui, bagaimana dan seperti apa bentuk virus Corona. Ketika virus corona itu bermutasi menjadi strain ganas dan sebagainya, maka akan terjadi perubahan-perubahan pada bulu-bulunya.
Seperti halnya seseorang terpapar virus influenza, maka seharusnya orang tersebut tidak bisa terpapar lagi, karena sudah memiliki antibody. Namun dalam kenyataannya bisa terpapar kembali 2 sampai 3 kali. Sebab, strain virus yang masuk dalam tubuh seseorang berbeda.
Kemungkinan, virus yang masuk tersebut dalam bentuk lain yaitu bengkok, lurus, spiral dan lain sebagainya. Sehingga, otomatis tubuh tidak lagi mengenali virus yang pernah memapar tubuh dan terbentuk anti body yang berakibat tubuh akan kembali terpapar.
“Seseorang yang pernah terpapar virus Corona, kemungkinan juga akan terpapar kembali dengan strain virus yang tidak sama,” ungkapnya.
Berbahayanya strain virus ini berdampak pada kematian, tergantung jenis strain yang memapar tubuh manusia. Kalau tubuh yang diserang dengan jenis strain virus ganas maka akan memicu kematian.
“Apalagi yang memiliki komodit-komodit penyakit bawaan seperti jantung, liver, ibu hamil, ginjal,” ujarnya.
Masih menurut dr Pundji, seseorang akan tertular virus corona melalui percikan-percikan yang menempel di piring, sendok, meja, handle pintu. Sehingga, seseorang akan berpotensi tertular.
Pihaknya menegaskan, hal tersebut dapat dicegah dengan cara memakai masker, cuci tangan atau menyemprotkan handsanitizer, tidak berada di tempat umum dan harus berjaga jarak. Yang bertujuan agar mencegah terjadinya cipratan-cipratan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Di Kabupaten Jombang untuk tingkat kasus strain virus Covid-19 berbeda-beda dan sama halnya dengan negara atau kabupaten/kota lain. Yang dibuktikan dengan tingkat pelayanan pasien yang harus dirawat di RS karena adanya keluhan berat, keluhan sedang hingga ringan bahkan tanpa adanya keluhan dan gejala.
“Yang menjadi target diserang virus Corona-19 adalah paru-paru, tetapi bisa juga organ-organ lain seperti mata, kulit, usus, dan sebagainya. Untuk mengetahui adanya paparan virus Corona meski tanpa gejala dengan cara rontgen,” imbuhnya.