PETERONGAN, KabarJombang.com – Sejumlah pedagang di dalam Pasar Peterongan, Kabupaten Jombang, memilih tidak berjualan lantaran sepi pembeli. Selain itu, sejumlah toko atau kios di bagian depan pasar tersebut dijumpai banyak tutup. Alhasil, omzet pedagang mengalami penurunan signifikan.
Lengangnya akivitas pasar, diketahui saat Bupati Jombang melakukan inspeksi mendadak (Sidak), bersama sejumlah kepala OPD (organisasi perangkat daerah), Kamis (19/3/2020).
Rozik (38), pedagang buah asal Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto, Jombang mangaku pendapatan yang didapat merosot tajam, disebabkan pasar sepi pembeli. Dia memprediksi, hal tersebut akibat pandemi virus Corona atau Covid-19.
“Lha ini karena banyak sekolah libur, warung, depot banyak yang tutup. Ya jadinya pasar sepi nggak ada yang berbelanja. Sudah semingguan ini sepi,” katanya.
Berbeda dengan Sriana (57) asal Desa Janti, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang. Pedagang sayur di dalam pasar setempat ini mengaku, pembeli di dalam pasar selalu sepi saban hari, meski sebelum adaya kebijakan upaya pencegahan pandemi virus Corona ini massif diluncurkan.
Hal ini, katanya, lebih disebabkan tidak adanya akses jalan menuju pasar bagian dalam. Sehingga, lanjutnya, pedagang di dalam pasar dikunjungi hanya sebagian pembeli saja.
“Nggak, bukan karena dampak virus Corona. Setiap hari sepi pembeli kok, karena nggak ada jalan menuju ke sini. Kalau pun ada, ya nggak banyak,” kata wanita yang mengaku sudah berdagang selama dua tahun ini.
Disinggung pasca sidak Bupati Mundjidah, Sriati berharap agar dibuatkan akses jalan agar pembeli mau datang ke bagian dalam pasar Peterongan, “Kalau dibuatkan jalan, pasti ramai. Karena pembeli mau ke sini,” pungkasnya.
Sekedar informasi, sebelum Sidak ke pasar Peterongan, Bupati Mundjidah Wahab mengecek harga sembako ke Pasar Citra Niaga Jalan Yani, Jombang, ditengah mewabahnya Covid-19.
Dalam sidak kali ini, Bupati mengatakan, secara umum harga sembako mengalami kenaikan namun tidak drastis. Kecuali harga gula dan empon-empon seperti harga Jahe yang naik di kisaran Rp 15 ribu, yakni seharga Rp 55 ribu dari harga sebelumya Rp 40 ribu.
“Kalau harga gula naik lagi jadi Rp 17.500. Kita akan lakukan operasi pasar,” kata Mundjidah.
Reporter: Jajang