DIWEK, Jombang.com – Di balik suksesnya kejuaraan menembak Dandim Jombang Cup 2019 di lapangan Perumahan Jombang Citra Raya, Minggu (29/12/2019), terungkap rumor kurang sedap. Yakni kurang kompaknya panitia dan pengurus Perbakin Jombang.
Sehingga hampir semua urusan, mulai persiapan, detil kejuaraan, sampai pelaksanaan, praktis hanya ditangani Dinar, Sekretaris Umum yang juga pelatih atlet Perbakin (Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Indonesia) Pengcab Jombang.
Singkatnya, suksesnya Kejuaraan Menembak Dandim Cup 2019 ini, lebih banyak berkat jerih payahnya. Hal ini setidaknya disampaikan Ketua Bidang Berburu Jombang, M Hendi.
Dirinya menyebut dari awal persiapan pelaksanaan Dandim Cup sampai selesai, Dinar adalah orang yang paling bekerja keras.
“Ya dari awal persiapan satu minggu sebelum kejuaraan, sampai selesai hampir semua, Mas Dinar yang mengurusi dibantu oleh beberapa rekan klub,” katanya, kepada KabarJombang.com (Kelompok Faktual Media), Senin (30/12/2019).
Dikatakan, ini terjadi disebabkan kurangnya koordinasi antar pengurus Perbakin Jombang. Baik antar pengurus sendiri maupun kepada klub yang berada di bawah naungan Perbakin Jombang.
“Sejak awal memang kurang sekali komunikasi. Untungnya Mas Dinar ini dibantu teman-teman Citra Raya Shooting Club, JSC, YPSC, Barrel SC dan HG19 SC,” ujarnya.
Itu sebabnya, Hendi sangat menyayangkan kejadian ini, karena sejak awal Dinar adalah otak di balik suksesnya Dandim Cup 2019, nyaris tanpa kontribusi pengurus Perbakin yang lain.
“Mulai dari persiapan, pendaftaran, teknis, target, hingga penjurian semua dia kawal. Sebenarnya ini bisa dihindari jika ada koordinasi,” ungkapnya.
Yang paling memilukan lagi, sambung Hendi, adalah mundurnya Dinar sebagai Sekretaris Umum Perbakin Jombang, disusul satu atlet yang juga menyatakan mundur dan pindah ke luar kota.
Dengan mundurnya satu atlet menembak andalan Jombang, maka dari total tiga atlet yang meraih medali di Porprov lalu, tinggal 2 atlet saja. Alasan sebenarnya di balik mundurnya atlet ini pun, diungkap Hendi, karena orang tua atlet tidak memiliki biaya.
“Mas Dinar sendiri sangat menyayangkan atlet yang mundur. Kalau mundur karena urusan biaya, harusnya bisa dibicarakan antar pengurus, mungkin saja ada alasan lain,” jelasnya.
Ia pun berharap ke depan, hal seperti ini tidak terjadi lagi. “Saya berharap untuk 2020 nanti tata kelola organisasi bisa lebih rapi dan pola komunikasi serta koordinasi tidak ada kesenjangan. Karena 2021 kita harus mempersiapkan atlet untuk menghadapi Porprov Jatim VII,” pungkasnya.