Koordinator Staf Khusus Presiden: Pemkab Jombang Lebih Perhatian Situs Sumberbeji 

Koordinasi Staff Khusus Presiden (kanan) saat berkunjung di Situs Pentirtaan Sumberbeji, Desa Kesamben, Kabupaten Jombang. (Anggraini).
  • Whatsapp

NGORO, KabarJombang.com- Koordinator Staf Khusus Presiden, Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Ari Dwipayana, berharap agar Pemkab Jombang lebih perhatian terhadap situs-situs peninggalan atau heritage seperti Sumberbeji, Ngoro, Jombang.

Untuk pemanfaatan itu sendiri pihaknya juga menyampaikan jika perlu adanya dorongan dan respon dari Pemerintah Daerah. Hal ini karena Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jatim tidak bisa berjalan sendiri.

Baca Juga

“Nah ini tentu tidak bisa hanya BPCB,  karena ini harus mengikutsertakan Pemda juga. Supaya apa yang sudah kita temukan ini bisa dimanfaatkan dalam satu bentuk penataan kawasan,” kata Ari saat ditemui di lokasi situs Pentirtaan Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Jombang, Selasa (9/3/2021).

Tim arkeolog BPCB Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho mengungkapkan, jika pada tahun ini pihaknya akan melaksanakan ekskavasi sekitar Sumberbeji.

“Terutama kita akan fokus mencari jalan air masuk. Karena ini tujuannya adalah kalau titiknya sudah kita dapat. Kawasan itu akan kita konservasi, jadi tidak boleh dibangun rumah untuk menjaga kelangsungan sumber mata air itu,” kata Wicaksono.

Ia juga mengatakan, jika pada tahun ini pihaknya menganggarkan sebesar Rp 200 juta yang diperoleh dari dana Provinsi Jatim. Kemudian untuk pembuatan miniatur Pentirtaan Sumberbeji berasal dari anggaran desa, dan menunggu kontribusi dari Pemkab Jombang.

“Dan nanti untuk pembuatan miniatur Pentirtaan Sumberbeji akan menggunakan anggaran desa. Jadi kolaborasi anggaran, yang nanti akan dilaksanakan sekitar bulan Agustus 2021. Dan kami menunggu kontribusi dari Pemkab Jombang karena masih banyak hal yang harus dilakukan,” paparnya.

Sumberbeji merupakan sebuah pentirtaan yang berukuran 20 x 17 dan ditemukannya saluran air masuk (inlet) disisi barat. Begitu juga saluran air yang keluar (outlet) disisi utara namun berbelok ke arah timur.

“Kita juga menemukan kendala karena tanah disekitar Sumberbeji sudah mengalami kenaikan sekitar 1,5 meter dari permukaan tanah asli,” ujarnya.

Kepala Desa Kesamben, Wandoko Sungkowo Yuda juga mengatakan,  pihaknya selama ini terkendala dalam hal dana untuk pengembangan situs Pentirtaan Sumberbeji. Sehingga menggunakan dana mandiri karena belum ada respon dari Pemkab Jombang.

“Kendalanya banyak, kita dari anggaran mandiri semua. Dan selama ini kita cari donatur, terus ada kotak keikhlasan, terutama dari warung-warung disini kita tarik iuran sebesar Rp 6 ribu per hari (Rp 2 ribu untuk keamanan, Rp 2 ribu untuk listrik, Rp 2 ribu untuk sampah),” kata Yuda.

Situs haritage yang ditemukan sejak tahun 2019 silam, pihaknya mengaku sudah pernah mengajukan proposal ke pihak Pemkab Jombang,berkali-kali, namun tidak ada respon.

“Kita sudah sering mengajukan ke Pemkab ombang dan ke Ibu Bupati langsung, pada tahun 2020 kemarin, ndak bisa turun karena ada Covid-19 dan tahun 2021 zonk,” pungkasnya.

 

 

 

 

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait