Kebo Kicak dan Legenda Asal Usul Desa DapurKejambon Jombang

Kebo Kicak dan Mbah Pranggang, Legenda Asal Usul Desa DapurKejambon Jombang
Makam Mbah Pranggang, pembabat alas Desa DapurKejambon, Kecamatan/ Kabupaten Jombang yang juga merawat Kebo Kicak.Fa'iz
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Keberadaan Desa DapurKejambon, Kecamatan/Kabupaten Jombang tak lepas dari sosok pembabat alas desa setempat, yakni Ki Ageng Pranggang serta sang legenda Kebo Kicak. Mbah Pranggang sendiri merupakan sosok pertama kali yang ditugaskan untuk menguasai daerah yang kemudian berjuluk DapurKejambon.

Kepala Desa setempat, Muhammad Subbatul Alimin mengisahkan bahwa di zaman kerajaan Majapahit Mbah Pranggang yang berasal dari Demak, ditugaskan untuk menguasai daerah setempat. Selain itu Mbah Pranggang juga diminta untuk merawat wandan kuning atau selir dari Raja Brawijaya V.

Baca Juga

“Dulunya itu di desa ini hanya dihuni oleh seorang yang sakti, yaitu Mbah Pranggang. Dia ditugaskan oleh kerajaan untuk menguasai daerah ini, karena dulunya tempat ini masih alas belum ada permukiman, Mbah Pranggang perlahan membabat hutan dan membuat permukiman. Sehingga diamanahi untuk merawat wandan kuning,” ujarnya kepada KabarJombang.com, Minggu (29/8/2021).

Setelah lama dirawat oleh Mbah Pranggang, Kades yang kerap disapa Limin itu menceritakan bahwa wandan kuning dikaruniai seorang anak yang dinamakan Wandan Wanuri. Setelah menjadi dewasa, Wandan Wanuri itu dijadikan istri dari Kebo Kicak atau yang kerap dikenal sosok pendekar di wilayah Kabupaten Jombang.

“Setelah itu daerah ini dikuasai Mbah Pranggang bersama dengan Kebo Kicak, namun Kebo Kicak sendiri itu terus ingin memperluas daerah kekuasaannya. Mulai dari Mojongapit hingga ke daerah Banyuarang Ngoro. Untuk menguasai daerah itu, dia harus terus melakukan peperangan,” tuturnya saat ditemui.

Limin menyampaikan, jika perjuangan Kebo Kicak kandas setelah ingin menguasai daerah di Desa Banyuarang, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang. Dikarenakan, di wilayah tersebut terdapat seorang pendekar sakti yang bernama Mbah Mukhtar atau seringkali dikenal Pangeran Jenu.

“Setelah melakukan peperangan bersama dengan seorang wali yaitu Mbah Mukhtar, Kebo Kicak kalah dan balik ke padepokannya di DapurKejambon ini. Waktu itu sakit parah dan untuk bisa sembuh itu dirinya harus berobat ke Mbah Mukhtar,” katanya.

Kemudian diceritakan bahwa Kebo Kicak mendapatkan panggilan dari Mbah Mukhtar untuk menemuinya. Konon saat dibawa oleh sejumlah pasukan, masih sesampai di gerbang padepokan Mbah Mukhtar, luka-luka pada tubuh Kebo Kicak langsung sembuh total. Sehingga berdasarkan dari cerita yang berkembang, Kebo Kicak kemudian berguru ke Mbah Mukhtar hingga menganut agama Islam.

“Awalnya kebo kicak itu beragama Hindu, dia masuk Islam setelah berguru lama dengan Mbah Mukhtar. Karena cukup lama, sehingga mendapat kabar bahwa Mbah Pranggang meninggal dunia dan dibumikan di lahan tanah di pemakaman desa ini,” terangnya.

Setelah Mbah Pranggang diketahui meninggal, sikap dari Kebo Kicak tetap tidak berubah. Sehingga terus ingin menguasai di beberapa daerah di wilayah yang kini menjadi Kabupaten Jombang. Nahas lanjut Limin, ditengah-tengah perjuangannya, kekuatannya semakin melemah sehingga kalah.

“Kalau menurut sejarahnya, Kebo Kicak meninggal saat ingin memperjuangkan untuk terus memperluas daerah kekuasaannya. Ketika kelemahannya diketahui bahwa kebo kicak akan kalah saat kepalanya dipenggal, maka dipenggallah sehingga kebo kicak meninggal dengan badannya yang terpisah. Kepalanya ada di Sendang Made itu dan badannya berada di selatan Brantas,” tuturnya.

Karena tokoh tersebut dikenal sebagai sosok pejuang atau pendekar di desa tersebut, menurut Limin Kades setempat warga di jaman dahulu menyemarakkan bahwa nama Desa DapurKejambon itu diambil dari 2 kata yang memiliki arti wajah dan tempat. Dimana diartikan bahwa untuk menjadi pejuang itu memang harus menguasai daerahnya dengan menampakkan wajah.

“Jadi kalau diartikan, kalau memang ingin menjadi pemimpin itu harus menampilkan wajah dari perjuangannya kepada sejumlah warga di daerahnya. Sehingga dikenal dan akan mendapat dukungan, kemungkinan begitu asal usulnya. Maka dari itu hingga kini masih ada warga yang ingin jadi apa gitu, berziarah ke makam Mbah Pranggang di Desa ini,” katanya sembari memungkasi.

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait