JOMBANG, KabarJombang.com – Sepuh dan tak lagi muda, Sutrisno pria berusia 73 tahun warga Kelurahan Kepanjen, Kabupaten Jombang tetap berjuang mengais rezeki dengan berjualan rokok dan air mineral di pinggir jalan.
Kakek Sutrisno, kini hidup seorang diri setelah ditinggal istrinya meninggal dunia. Ia pun berjualan rokok dan air mineral di pinggir jalan Kabupaten Jombang, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Hidup seorang diri, tanpa anak dan istri membuatnya mencari kesibukan dengan tetap berjualan rokok di pinggir jalan Kabupaten Jombang di masa tuanya.
“Dulu masih kuat, berjualan empon-empon (rempah) ke Pasar Legi,” kata Sutrisno saat berbincang dengan KabarJombang.com, Jumat (27/8/2021).
Dengan mata berkaca-kaca dibawah payung kecil untuk berlindung dari sengatan matahari, kakek Sutrisno menceritakan bahwa setelah istrinya meninggal di Ponorogo, dirinya lantas kembali ke tempat kelahirannya Kabupaten Jombang guna melanjutkan hidup.
“Waktu itu mungkin sekitar tahun 1978, istri saya asli orang Ponorogo dan selama menikah disana, setelah istri meninggal saya balik ke Jombang. Sendiri, sampai sekarang sendiri kumpul sama adik dan ponakan karena dari pernikahan tidak ada keturunan,” ungkap kakek yang bulu matanya tak lagi hitam ini.
Setiap hari berjualan rokok, air mineral, permen memakai sepeda angin yang sangat sederhana bahkan jauh dari kata baru dilakoni kakek Sutrisno di pinggir jalan Wahid Hasyim Jombang (depan kantor BPKAD Jombang), selepas waktu subuh hingga masa lelahnya menghampiri.
“Setiap hari kecuali Minggu setelah subuh keluar rumah, nanti paling jam 11.00 WIB sudah capek ya pulang. Jualannya ya sederhana saja, air sama ecer rokok ini,” tutur Sutrisno.
Sadar akan tempat untuk singgah menjajakan dagangannya di pinggir jalan tersebut adalah area tidak diperuntukkan untuk berjualan, kakek Sutrisno mengaku pasrah dan memilih untuk kembali pulang atau mencari tempat lainnya.
“Kalau ada petugas disuruh pindah ya pindah, biasanya pulang atau cari tempat lain,” katanya.
Dalam berjualanya, kakek Sutrisno mengambil keuntungan 10 persen dari hasil penjualannya. Sehingga dalam sehari menurutnya jika dagangan rokok dan air mineralnya laku dia akan membawa pulang uang Rp 20 ribu hingga Rp 60 ribu.
“Gak tentu, biasanya ya Rp 20 ribu yang dibawa pulang. Kadang juga pernah dapat Rp 400 ribu bisa tapi hanya bisa ambil untungnya 10 persen, sisanya untuk mutar modal lagi,” ungkap kakek Sutrisno sembari berteduh dari sengatan teriknya matahari.