KABARJOMBANG.COM – Siapa sangka, penampilan tari kesenian jaranan dor khas Jombang, mampu menghantarkan Kenzie Rafa Fausta (5), menjadi pemenang utama sekaligus mengharumkan nama Kabupaten Jombang, di kancah nasional.
Putra dari pasangan Nur Wahono (33) dengan Nanik Dwi Jayanti (28), warga Dusun Dayangan, Desa Genukwatu, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang ini, terpilih sebagai pemenang utama untuk Kategori Individu 5 Plus, dalam acara Hari Anak Nasional (HAN) yang dihelat SGM, salah satu merk susu bayi ternama, di sebuah mall di Bekasi, Jawa Barat, pada 28-29 Juli 2018 lalu.
Sebagai pemenang utama, bocah yang tercacat sebagai pelajar Raudlatul Athfal (RA) di Desa Genukwatu ini, berhasil menyisihkan 11 ribu peserta. Dari jumlah tersebut, disaring 60 anak, dan diundang ke Bekasi, untuk mengikuti tahapan tes, serta pementasan.
“Awalnya, kami hanya ingin berpartisipasi. Hanya mengikuti syarat yang ditentukan, yaitu dengan mengunggah foto anak melalui media sosial berupa Facebook. Karena pesertanya banyak, kami juga tak menyangka menjadi salah satu dari 60 peserta, dan masuk pada babak berikutnya,” kata Nanik, ibu Rafa, di kediamannya, Jumat (24/8/2018).
Sejumlah 60 peserta tersebut, paparnya, kemudian dilakukan tes kerjasama antara ibu dan anak, serta pementasan oleh sang anak, pada masing-masing kategori. Yakni kategori usia 1 tahun plus, 3 tahun plus, dan 5 tahun plus.
Soal tari jaranan dor asli Jombang yang ditampilkan Rafa di pementasan, Nanik mengaku tidak melatih secara khusus kepada puteranya. Hanya saja, suaminya browsing internet, untuk mengetahui secara detil gerak tari dan alunan musiknya. Lalu, pengetahuan itu diajarkan kepada sang anak.
“Nggak pernah belajar tari di sanggar tari. Tapi, nggak tahu, kok potensi atau bakat tari itu dimilikinya. Mengajarinya, juga nggak lama,” katanya, didampingi Nenek Rafa.
Nanik juga mengaku tidak percaya atas prestasi yang diraih puteranya. Sebab sebelumnya, saat berangkat bersama 8 peserta lain dari Jawa Timur, kesenian tari jaranan dor tidak begitu populer. Dengan membawa kuda jaranan (lumping), pecut, dan asesoris lainnya, ia mengaku pasrah apapun hasilnya.
“Tapi, diluar dugaan. Tari jaranan dor asal Jombang yang ditampilkan anak saya, lengkap dengan bunyi pecut, mampu menyabet sebagai pemenang utama,” ceritanya.
Sayangnya, raihan kemenangan yang ditoreh puteranya di kancah nasional itu, tidak mendapat apresiasi dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang atau dinas terkait. Nanik hanya mengira-ngira, tidak adanya apresiasi tersebut, mungkin disebabkan anaknya mengikuti lomba di kancah nasional itu, atas dasar inisiatif pribadinya. Bukan inisiatif pemerintah.
“Nggak apa-apa. Meski tidak terekspos dan diapresiasi, yang penting, kita sebagai warga Jombang, bisa mengharumkan nama Jombang dengan mengusung kesenian tradisional asal Jombang di tingkat nasional,” ungkapnya. (nas/kj)