JOMBANG, KabarJombang.com – Menjelang berakhirnya bulan Juli, pedagang bendera musiman dari luar kota mulai berdatangan di Jombang. Pandemi Covid-19 tak menyurutkan mereka untuk mengais rezeki di perantauan.
Kebanyakan mereka berasal dari wilayah Jawa Barat. Beberapa dari mereka berasal sejumlah daerah misalnya, Leles Bandung, Garut dan Cileunyi.
Mereka memajang dagangannya di sepanjang Jalan RAA. Soerodiningrat V. Di pinggir jalanan itu sampai di Jalan Kusuma Bangsa, tampak bendera merah putih dan atribut perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI lainnya mereka pajang untuk menarik perhatian pengguna jalan .
Sofyan (60) warga asal Cileunyi mengaku setiap tahun menjelang bulan Agustus merantau ke Jombang untuk berjualan bendera. “Kita mah tiap tahun jual bendera datang kesini,” ungkap Sofyan kepada KabarJombang, Senin (27/7/2020).
Di tempat asalnya, di luar bulan-bulan menjelang perayaan HUT Kemerdekaan RI, Sofyan kesehariannya berjualan es keliling. “Kalau menjelang Agustus-an baru kita beralih jualan bendera di sini,” katanya sambil menujuk beragam ukuran bendera yang dijual dengan kisaran harga Rp. 15 ribu sampai Rp 300 ribu.
Pedagang bendera lainnya, Ujang (40), asal Kabupaten Garut sudah beberapa kali menjadi pedagang bendera musiman. Keseharian dia berjualan Cimol (makanan ringan khas Sunda yang dibuat dari tepung kanji berbentuk bulat).
Ujang mengaku meninggalkan profesinya juga karena sedang musim perayaan kemerdekaan. “Biasanya saya jual Cimol tapi sepi banyak sekolah tutup, ini ikut jualan bendera,” ungkap Ujang.
Lain lagi Iik Sambas (24) asal Leles, Bandung. Dia mengaku baru pertama kali mengadu nasib berjualan bendera di perantauan. Sebelumnya dia berprofesi sebagai kuli bangunan. “Saya mah biasanya kuli bangunan, karena diajak teman jualan ke sini ya ikut aja,” ungkap Iik.
Iik mengatakan mulai membuka lapaknya mulai pukul 07.00 WIB sampai jam 17.00 WIB. Saat ditemui KabarJombang, dia mengaku baru dua hari membuka lapak. Dagannya pun baru dua lembar yang terjual.
Menurutnya, bendera ukuran kecil dia patok harga Rp 30 ribu. Kalau pun ditawar, paling mentok ya dia kasih harga Rp 20 ribu. Sementara bendera berukuran besar harganya dia bandrol Rp 40 ribu.
Sebelum berngakat menuju Jombang, kata Iik, mereka melakukan serangkaian tes yang dilakukan di kota asalnya. “Sebelum berangkat teh, tes dulu ke rumah sakit, minta ijin RT RW jadi bisa sampai di Jombang,” ungkap Iik dengan logat sundanya.
Meski sedang pandemi seperti ini, para penjual bendera berharap dagangannya laku seperti tahun-tahun sebelum pandemi. “Harapannya, semoga jualan tetap laku meskipun Corona, karena kita juga datang dari jauh, saya sehat dan harus cari nafkah,” tandas Iik.
Reporter: Diana Kusuma Negara dan Anggraini Dwi Saidah