Saat Sumur Warga Jombang Masih Bertahan Menggunakan Pompa Air Tradisional

Zaimah, warga Desa Mojongapit Kabupaten Jombang masih menggunakan pompa air manual. KabarJombang.com/Diana Kusuma/
Zaimah, warga Desa Mojongapit Kabupaten Jombang masih menggunakan pompa air manual. KabarJombang.com/Diana Kusuma/
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Pada era tahun 1980 hingga 1990-an sebelum mesin pompa air listrik banyak digunakan. Masyarakat di Kabupaten Jombang lebih mengenal pompa air manual menggunakan tangan.

Pompa air manual ini dulu banyak ditemukan di wilayah pedesaan yang belum teraliri listrik.

Baca Juga

Pada era tahun 1980-an tersebut masyarakat lebih akrab dengan pompa air manual karena banyaknya kepemilikian sumur pribadi. Sebelum itu warga yang memiliki sumur masih menggunakan timba atau ember untuk mengambil air dari dalam sumur.

Nah, sejak adanya pompa air manual menggunakan tangan masyarakat kemudian perlahan-lahan mulai meninggalkan tradisi menimba. Mereka beralih ke alat yang lebih praktis dengan pompa air manual.

Karena penggunaannya sangat praktis, menjadikan pompa air manual menjadi pilihan pada saat itu. Pompa air manual tersebut di lengkapi dengan tuas, yang berfungsi untuk memompa air secara manual.

Seiring perkembangan jaman keberadaan pompa air manual tergantikan dengan mesin pompa air listrik ataupun air dari PDAM (perusahaan daerah air minum). Sehingga membuat pompa air manual sudah sangat jarang dijumpai apalagi di wilayah perkotaan.

Namun Zaimah, warga Desa Mojongapit Kabupaten Jombang masih menggunakan pompa air manual tersebut.

“Punya sumur kumpan ya sudah lama semenjak buka warung tahun 1985 an. Sebelumnya kan belum marak pompa air listrik, dan ini masih saya pakai sampai sekarang,”tuturnya pada KabarJombang.com, Sabtu (30/1/2021).

Ia menuturkan masih bertahan menggunakan pompa air manual itu lantaran ingin menghemat listrik, dan untuk olahraga.

“Ya gapapa tetep aja pakai ini, lumayan gak bayar listrik sama buat olahraga juga biar sehat terus,” tutur perampuan berusia 60 tahun ini.

Selain alasan tersebut, Zaimah mengatakan jika air yang dihasilkan dari sumur kumpan kualitasnya bagus dan jernih.

“Udah kebiasa pakai ini, airnya juga bagus bersih, jernih gak bau. Makanya masih tetap bertahan dengan pakai sumur begitu,” kata Zaimah.

Dari segi historis dan hal lain tentang sumur kumpan miliknya, Zaimah memang masih menjaga tradisi leluhurnya dengan tetap melestarikan sumber air dengan menggunakan sumur kumpan.

“Ya salah satunya begitu, makanya jaga tradisi juga untuk jualan biar berkah dengan pakai yang alami ambil air pakai keringat langsung. Pokoknya selama masih sehat dan berjualan ya tetap pakai sumur kumpan ini, gampang, udah biasa dan airnya juga bagus jernih,” tutupnya.

 

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait