JOMBANG, (kabarjombang.com) – Potret kemiskinan di Kabupaten Jombang masih nampak secara kasat mata. Pemandangan ini terlihat saat beberapa kuli tinta di Kota Santri melihat aktivitas bocah 11 tahun asal Desa Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto, yang nyeleneh dari kegiatan bocah seumurannya.
Bagaimana tidak, Reyang Permana (11), yang juga salah satu bocah kelas VI SD di desanya ini harus menjajakan jasa menjadi tukang lap kendaraan, hanya untuk membantu orang tua mencari tambahan biaya dan uang saku sekolah.
Dalam menjalankan aktivitasnya yang tidak dilakukan anak seusianya tersebut, putra pasangan suami istri (Pasutri) Adi Suparno (40) dan Anik Nur Sholikhah (36) ini sepulang dari sekolah dan ngaji, harus pergi ke salah satu apotek di belakang RSUD Jombang untuk mengelap kendaraan pengunjung, baik sepeda motor maupun mobil.
Yang mengagumkan, dalam pantauan di lokasi, Reyang mengelap kendaraan dengan cara sukarela. Meskipun sudah mengelap kendaraan pengunjung, ia tidak lantas meminta uang sebagai tanda balas jasanya begitu saja. Namun, bocah mungil tersebut, lebih memilih menunggu diberikan pemilik kendaraan dengan seikhlasnya.
Bagi cucu Mainten (70) itu, pekerjaan tersebut rela dilakukannya, ketimbang harus meminta-minta kepada orang tanpa memberikan jasa. “Saya malu kalau minta-minta. Ini saya ngelap juga tidak memaksa orang untuk ngasih. Kalau dikasih, saya terima dan kalau tidak dikasih juga tidak apa-apa,” ucap bocah bertubuh mungil dengan nada polos, saat ditemui di Jl Adityawarman, tempatnya mengelap kendaraan, Senin (25/7/2016) sore.
Dalam benak pikiran bocah ini, lebih baik menukarkan jasa yang dimiliki daripada harus meminta-minta. “Saya bukan peminta-minta. Lebih baik saya bekerja seperti ini dari pada saya mengemis di jalan. Karena ini bisa membantu keluarga saya,” celetuknya sambil menundukkan kepala karena rasa sedih terhadap kehidupannya.
Tak puas dengan cerita Bocah ini, Selasa (26/7/2017) pagi, wartawan mencoba menelusuri alamat tempat tinggal Reyang. Saat dilihat, ternyata keluarga Reyang tinggal di rumah berukuran 3,5 meter x 9 meter. Kondisi rumahnya sangat sederhana. Hanya ada beberapa alat rumah tangga seperti biasanya. Di tempat yang berada si gang kecil ini, beberapa awak media ditemui Anik, ibunda Renyang. Dalam pengakuannya, kemauan anaknya menjajakan jasa mengelap kendaraan merupakan inisiatif Reyang sendiri.
“Saya tidak bisa melarang karena memang kami tidak mampu memberikan uang jajan lebih. Suami saya bekerja sebagai tukang, kadang juga mengamen. Penghasilan sehari-hari tidak lebih dari Rp 65 ribu. Uang segitu untuk menghidupi lima orang anak termasuk Reyang. Jadi, dia (Reyang) mencari uang tambahan sendiri,” kata Anik ditemui di rumahnya.
Selain untuk uang jajan, lanjut Anik, setiap hari Reyang juga menabung sebagian hasil usaha mengelap kendaraan. “Hasil mengelap tidak terlalu banyak, paling banyak hanya sekitar Rp 20 ribu. Itu sebagian untuk menabung di sekolah,” ucapnya.
Anik juga mengaku jika keluarganya tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah. Termasuk bantuan khusus pendidikan anaknya melalui program Kartu Indonesia Pintar (KIP) maupun Program Keluarga Harapan (PKH). “Pernah mengajukan, tapi tidak dapat sampai sekarang. Akhirnya, untuk bayar seragam sekolah sebesar Rp 450 ribu saja kami harus mencicil,” tuturnya. (ari)