Penjual Es Puter Keliling di Jombang, Sekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Barjo, es puter, saat ditemui di Jalan Gubernur Suryo Jombang. (Anggraini).
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com- Es puter atau es dung dung, adalah salah satu hidangan pencuci mulut dari Indonesia. Serupa es krim yang berbahan dasar santan sebagai pengganti susu.

Penggantian bahan dasar santan kelapa inilah sebenarnya yang membuat rasa dari es ini menjadi lebih gurih. Tekstur dari es puter ini kasar dan dibekukan secara tradisional dengan sebuah alat berbentuk tabung yang diputar-diputar dalam es batu dan garam.

Baca Juga

Es puter ini pernah populer pada masanya karena dahulu banyak pedagang es tung tung keliling yang menawarkan dagangannya dengan membawa gerobak kecil. Saat ini jarang ditemukan keberadaannya karena mengalami perkembangan lebih modern.

Namun, tak disangka, penjual es puter keliling bernama Barjo dengan gerobak kayu ontelnya ini masih ditemui di tengah kota Jombang. Hingga berhasil menyekolahkan anaknya ke jenjang sarjana, dengan hanya bermodal jualan es puter.

Es puter yang dijajakannya keliling perumahan di Jombang ini sudah dilakoni Barjo sejak 21 tahun silam. Es puter yang diproduksinya sendiri bersama sang istri di rumah tersebut ternyata sudah memiliki penikmatnya sendiri.

“Jadi, sebelum adanya es wall’s, es krim kan es puter. Saya jualan sudah 21 tahun, produksi sendiri. Dulu pernah jualan es degan sekitar 3 tahun. Tapi karena banyak pesaingnya jadi balik lagi jualan es puter,” ujar Barjo kepada KabarJombang.com, saat ditemui di Jalan Gubernur Suryo, Kamis (18/3/2021).

”Anak pertama saya kuliah di Jombang semester enam sekarang. Ya jadi dengan jualan es puter ini saya bisa menyekolahkan anak saya semua, alhamdulillah,” imbuhnya.

Es puter dengan gerobak kuning yang berpadu dengan warna hijau bertuliskan es puter warna putih tersebut, sontak menarik para pembeli. Karena pernak pernik gelas kaca yang digantungkan dituang atas gerobaknya.

Rasa es puter yang gurih dengan lumuran susu, campuran roti tawar di dalamnya. Serta mutiara berwarna merah muda diatasnya seolah menggoyah setiap lidah penikmatnya.

“Kalau beli ya bisa pakai gelas untuk dimakan ditempat atau pakai gelas plastik. Harganya Rp 5 ribu, biasanya saya keliling itu sekitar pukul 13.00 WIB sampai pukul  21.30 WIB,” katanya.

Sementara itu, omzet yang ia peroleh disetiap harinya tidak menentu. Maksimal pendapatan kotornya yaitu sekitar Rp 200 ribu lebih.

“Pendapatan kotor ya sekitar Rp 200 ribu lebih, soalnya kan tiap jualan tidak selalu habis,”ungkapnya sambil meladeni penjual.

Pria berusia 54 tahun asal Solo, Jawa Tengah ini juga mengatakan alasannya tetap mengontel karena jika menggunakan motor akan susah, karena ia tinggal di Jombang masih kos.

“Saya di Jombang kos, anak-anak saya juga sekolah disini semua. Kalau saya pakai motor nanti susah, soalnya masih kos,”pungkasnya.

 

 

 

 

 

 

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait