KABARJOMBANG.COM – Belasan warga pecinta mobil jeep yang tergabung dalam Suzuki Katana Jimny Indonesia (SKIn) Jombang, berbagi nasi bungkus plus minumannya, di sejumlah titik di Kota Santri, Kamis (12/4/2018), sekitar pukul 23.45 WIB.
Sasarannya, para abang becak yang mangkal saat malam hari, pedagang tikar di depan Pasar Legi Jalan A Yani Jombang, serta sejumlah warga yang tertidur di trotoar atau emperan toko. Tak sampai dua jam, sedikitnya 50 lebih bungkus nasi habis terbagi, mulai dari Ringin Contong, Pasar Legi, dan depan Stasiun KA Jombang.
Achmad Taufik Marzuki (39), koordinator aksi sosial ini mengatakan, kegiatan ini merupakan aksi sosial yang dilakukan kesekian kali oleh klub yang memiliki basecamp di Desa/Kecamatan Diwek, tepatnya di sebelah utara Koramil setempat. “Biasanya tiap malam Jumat, kegiatan berbagi nasi bungkus ini digelar. Benar, seminggu sekali,” katanya di lokasi.
Menurutnya, dipilihnya berbagi nasi pada tengah malam, sebab tidak semua warga yang kurang beruntung dan bermalam di jalanan itu, kenyang dalam tidurnya. “Bukan soal nasinya. Tapi, kita ingin berbagi rezeki kepada sesama, warga yang benar-benar kurang beruntung. Apalagi, mereka belum makan menjelang tidur,” kata anggota SKIn yang tinggal di Desa Keras, Kecamatan Diwek ini.
Disinggung soal penggalangan dananya, Taufik mengatakan, jika nasi bungkus tersebut merupakan hasil patungan anggota klub SKIn yang ingin menyisihkan rezekinya untuk berbagi. “Sementara ini patungan. Kita juga terbuka bagi siapapun yang ingin menitip pada kita untuk kita bagikan. Langsung aja datang ke basecamp atau kontak nomer handphone center, khusus aksi berbagi nasi. Ini 085607758299,” kata Taufik, sambil membacakan nomor telpon.
Pantauan di lokasi, sejumlah abang becak yang sudah terlelap tidur di becaknya, tampak kaget begitu anggota klub SKIn membangunkannya. Kondisi serupa, juga tampak pada penjual tikar yang sedang terlelap tidur diantara barang dagangannya. Meski masih terkantuk-kantuk, mereka terlihat sumringah menerima bungkusan yang dibagikan.
“Terima kasih. Ini rezeki yang tidak disangka-sangka. Ya kaget juga, saya kira ada apa ramai-ramai. Sekali lagi, terima kasih,” ungkap salah satu penjual tikar yang mengaku berasal dari Kediri, dan diangguki penjual tikar sebelahnya yang mengaku asal Kabuh, Jombang.
Saat ditanya, mengapa berjualan hingga tidur di emperan toko, diantara tikar-tikar Pandan yang didirikan itu. Mereka hanya mengaku menjalaninya lantaran kondisi. “Ya, jualan tikar itu tidak selalu laku banyak tiap hari. Ketimbang pulang jauh dengan penghasilan sedikit, ya tidur sini saja. Pulang ke rumah nggak mesti, biasanya sebulan sekali,” ungkap lelaki tua itu, yang mengaku jika pulang ngontel ke Kediri. (rief/kj)