KABARJOMBANG.COM – Ada yang unik diantara padatnya warga Jombang yang menikmati Car Free Day, di sepanjang Jalan KH Wahid Hasyim, pada Minggu (13/12019) pagi. Terdapat sekelompok ibu-ibu bersama anak-anaknya berkumpul di bahu jalan, sekitar 50 meter utara traffic light Kebonrojo, Jombang.
Laiknya ibu-ibu yang membawa gendongan dan perlengkapan anak kecil. Namun, ekelompok ibu-ibu ini malah membawa gendongan tradisional, berupa kain jarik.
Ternyata, mereka tergabung dalam komunitas Jombang Babywearers yang sedang menggelar Kopdar atau “kopi darat”. Namun, mereka tidak ngerumpi. Disitu, mereka melakukan kegiatan edukasi tentang cara menggendong bayi dengan benar, aman, nyaman, menggunakan kain jarik.
Edukasi cara menggendong ini, dimentori oleh Lusi Pangestu Ningsih. Bersama anggota lainnya, mereka melakukan edukasi kepada ibu-ibu warga Jombang, yang kebetulan menikmati CFD dan ingin mengetahui teknik menggendong balita secara benar.
Menurut Lusi, komunitas Jombang Babywearers ini rutin menggelar Kopdar, 3 bulan sekali. Komunitas ini didirikan pada 16 April 2018 silam, oleh Etik Suraiyah. Komunitas ini, lanjutnya, berafiliasi dengan Indonesia Babywearers. Selama ini, kata Lusi, komunitasnya melakukan edukasi ini hanya memanfaatkan kegiatan CFD.
“Alhamdulilah, teman-teman member antusias memberi edukasi kepada masyarakat tentang ilmu gendongan pada hari ini. Edukasi ini sekaligus mematahkan mitos bahwa gendong pekeh itu menyebabkan bentuk kaki anak menjadi X atau O. Padahal, kaki anak bisa berbentuk begitu, karena gen atau keturunan,” tuturnya.
Lusi mengatakan, beberapa tahun belakangan ini, kain jarik mulai kurang diminati untuk digunakan menggendong anak oleh ibu-ibu muda. Mereka kebanyakan lebih memilih produk-produk gendongan bayi yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga tampak mudah.
Padahal, lanjut Lusi, produk gendongan tadi kebanyakan justru tidak nyaman untuk ibu yang menggendong. Namun, dengan teknik yang benar, kain jarik ternyata jauh lebih nyaman untuk digunakan menggendong bayi.
“Ada metode dalam menggendong, dan ini sangat nyaman bagi ibu serta bayinya. Kita menggunakan metode Mshape dengan prinsip TICKS, yakni Tight (erat), In view all the time (terlihat setiap waktu), Close enaugh to kiss (mudah dicium). Kemudian, Keep chin the cess (cegah dagu menempel pada wajah), dan Supported back (menyangga punggung),” urai Lusi.
Untuk memperluas edukasi menggendong ini, Lusi juga mengajak kepada ibu-ibu yang berminat, untuk bergabung dalam komunias Jombang Babywearers. Pihaknya juga siap hadir, jika diminta untuk menjadi tutor menggendong di salah satu kesempatan.
“Monggo, jika ada yang berminat bergabung di komunitas Jombang Babywearers, atau mengundang kami menjadi tutor menggendong ini,” ungkap perempuan yang tinggal di Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang ini. (nas/kj)