KABARJOMBANG.COM – Penyakit Kanker Getah Bening yang diderita Sujianto warga Dusun Glugu Desa Katemas Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang. Memantik, reaksi di kalangan aktivis sosial di kota santri.
Tak tanggung-tanggung, selain dengan menyebarluaskan informasi tentang kekurangan biaya pengobatan yang di alami putra pasangan Poniman (42) dan juga Saiyem (38) ke media sosial (facebook, red), mereka juga menggelar aksi penggalangan dana demi kesembuhan remaja kelas X SMK Kudu itu.
Hasilnya, komunitas yang menyebut dirinya dengan Relawan Peduli Jombang (RPJ) itu, bisa memberikan keringanan pengobatan yang harus dijalani Sujianto. Dan saat ini, Sujianto sudah bisa menikmati jalan di sekitar rumahnya.
“Saat kita datangi, dia mengaku sudah merasa lebih baik. Dan rasa sakit pada leher yang dikeluhkannya tiap pagi dan sore sudah hilang. Apalagi benjolan yang ada di leher juga mengempis, dia terlihat lebih ceria,” ujar Jalaludin Hambali, salah satu pegiat komunitas Relawan Peduli Jombang, Selasa (28/2/2017).
Tak hanya disitu saja, RPJ juga memfasilitasi perjalanan pengobatan yang dijalani Sujianto. Mulai dari mengantar berobat hingga menjualkan tikar daun yang biasa disebut orang Jawa dengan sebutan kloso, yang menjadi penghasilan keluarga menengah tersebut. Dalam aksi jual Kloso, RPJ mematok harga Rp 30 ribu rupiah persatu tikar.
“Galang dana juga kita lakukan dengan cara menjual tikar milik Poniman. Hasilnya, seminggu bisa menjual tikar sebanyak 20 lembar,” terang Jalal.
Nah, dari hasil penjualan tersebut, pihaknya memberikan hasilnya 100 persen kepada keluarga Sujianto. Bahkan, pembeli banyak yang mengambil tikar hasil karya Poniman dengan harga lebih dai harga patokan.
“Banyak yang membeli dengan harga lebih. Menurutnya, kelebihan itu bagian dari bentuk kepedulian masyarakat Jombang kepada Sujianto,” katanya.
Sekedar untuk diketahui, Sujianto pelajar asal Dusun Glugu Desa Katemas Kecamatan Kudu, harus merasakan sakitnya Kanker Getah Bening yang hidup di lehernya. Keterbatasan ekonomi, membuat pemuda yang masih berstatus sebagai pelajar itu, tak bisa berbuat banyak. Pasalnya, penghasilan keluarganya yang pas-pasan, tak cukup untuk menyembuhkan penyakit dideritanya. (aan/kj)