JOMBANG, KabarJombang.com – Dalam rangka memperingati hari kesehatan mental dan hari santri nasional, Lembaga Psikologi Darul Ulum (Lapaidu) Jombang menyenggelar lomba penyiar podcast untuk pelajar tingkat SMA sederajat.
Acara ini berlangsung di Aula Lantai 2 Kantor Pusat Pondok Pesantren Darul Ulum (PPDU) Rejoso, Kecamatan Peterongan, Jombang.
Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk menggali bakat dan minat generasi Z dalam bidang penyiaran, tetapi juga sebagai sarana edukasi mengenai kesehatan mental. Pembukaan acara dilakukan Ketua Umum Majelis Pimpinan Pondok Pesantren Darul Ulum, KH. Kholil Dahlan. Dalam sambutannya, Kiai Kholil mengingatkan para peserta untuk menggali potensi yang mereka miliki.
“Memahami bakat dan minat sangatlah penting. Dengan itu, kita bisa mendapatkan karunia dari Allah dan menjalani hidup yang lebih profesional,” kata Kiai Kholil di hadapan peserta lomba.
Dalam penjelasannya, Kiai Kholil memberikan tiga kiat penting untuk menjadi seorang profesional. Pertama, seorang profesional harus memiliki hidup yang proporsional.
“Jika kita diundang untuk mengisi acara, datanglah lebih awal. Jangan sampai orang menunggu kita karena itu adalah hal yang tidak menyenangkan,” ujarnya.
Kedua, KH Kholil Dahlan menekankan pentingnya berbicara tentang hal-hal yang bermanfaat. Menurutnya, seorang profesional harus tahu apa yang dibicarakan dan memastikan bahwa itu memberikan manfaat. Yang ketiga, KH Kholil menekankan pentingnya mengandalkan Allah dalam setiap langkah, karena kesuksesan dan kegagalan ada di tangan Allah.
Acara ini juga dihadiri Ketua Lembaga Psikologi Darul Ulum, Dian R. Zuhdiyati. Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini diikuti sebanyak 22 peserta dari berbagai SMA sederajat.
“Tujuan utama kami adalah memperingati Hari Kesehatan Mental dan Hari Santri, serta memberikan wadah untuk mengembangkan bakat minat siswa,” ungkap Ning Dian, sapaan akrabnya.
Ia menekankan bahwa edukasi mengenai kesehatan mental, terutama di kalangan pelajar dan santri. Karena menurutnya, kesehatan mental sangat berkaitan dengan kesejahteraan kita. Pihaknya berkeinginan untuk melakukan pendampingan mental di semua lini, termasuk di lembaga pendidikan dan pesantren.
Dian, yang merupakan lulusan Psikologi Pascasarjana UGM pada tahun 2011, telah berpengalaman dalam pendampingan kesehatan mental di berbagai kelompok, terutama di lingkungan pendidikan.
“Kami telah melakukan konseling dan edukasi di asrama serta unit sekolah. Perlombaan ini merupakan bagian dari upaya kami untuk menyebarkan kesadaran mengenai kesehatan mental,” ujarnya.
Dari acara tersebut, terlihat antusiasme yang tinggi dari para pelajar, seperti yang ditunjukkan Faris Mahardika, seorang pelajar berusia 17 tahun dari SMK Telekomunikasi Darul Ulum. Faris, yang tinggal di Asrama RRC Pondok Induk Darul Ulum, mempersiapkan diri selama lebih dari dua minggu untuk lomba penyiar podcast ini.
“Persiapan saya melibatkan pembuatan teks dan latihan penempatan tempo. Saya telah mengikuti acara serupa sebanyak tiga kali, dan berharap bisa meraih juara kali ini. Kegiatan bagi saya adalah kesempatan emas untuk bisa belajar dan mengasah bakatnya di bidang publik speaking,” ujarnya.
Ia menambahkan, dalam acara ini bukan hanya tentang kompetisi, tetapi juga tentang pembelajaran dan pengembangan diri. Dengan semangat tersebut, Faris dan peserta lainnya berharap dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin untuk mengembangkan potensi mereka.
Kedepannya, Dian menyatakan bahwa akan ada kompetisi duta Lapaidu yang berfokus pada penyiaran edukasi kesehatan mental.
“Kami juga akan berkolaborasi dengan lembaga kesehatan dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kesehatan mental,” pungkasnya.