Kisah Penyintas Covid-19 di Jombang, 7 Hari Kritis: Apakah Ini Saatnya Saya Meninggal

Penyintas Covid-19, Mulyo Utomo (59). Kabarjombang.com/Diana Kusuma Negara/
Penyintas Covid-19, Mulyo Utomo (59). Kabarjombang.com/Diana Kusuma Negara/
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Covid-19 bisa menyerang siapa saja, penyebaran virus corona varian baru makin masih. Membuat semua orang harus meningkatkan kewaspadaan.

Banyak orang tanpa gejala (OTG) terjangkit virus mematikan ini, hingga berhari-harip menjalani perawatan di rumah sakit dan banyak dari mereka yang berhasil melewati masa kritis.

Baca Juga

Salah satu kunci kesembuhan dari virus covid-19 adalah keyakinan dan semangat akan sembuh, hal ini disampaikan penyintas corona, Mulyo Utomo.

Warga Geneng, Kabupaten Jombang ini terkena covid-19 pada Desember 2020 lalu. Ia pun harus berjuang selama 1,5 bulan untuk bisa sembuh dari penyakit mematikan ini.

Awalnya pria berusia 59 tahun tersebut melakukan pemeriksaan kepada dokter. Karena, tubuh karyawan penyedia jasa internet itu lemas dan seakan tidak mempunyai tenaga.

Dari hasil rontgen thorax, virus itu telah menghuni sebagian organ paru-parunya.

“Awalnya saya belum mengira kalau covid, tapi saat istri dan anak saya dipanggil sayup-sayup terdengar dokter menjelaskan jika berdasarkan hasil yang ada saya kena covid-19, mendengar itu seketika badan semakin lemas dan saya semakin drop,” ungkap Mulyo pada KabarJombang.com, Jumat (2/6/2021).

Tak berpikir panjang saat itu dirinya serta istri dan anaknya, hanya menginginkan kesembuhan untuk dirinya agar virus tersebut tak lagi bersarang di tubuhnya.

“Sempat saat itu merasakan semua rumah sakit penuh menambah kepanikan saya, hingga akhirnya saya menemukan rumah sakit yang bisa merawat saya. Namun saat itu kondisi saya sudah kritis dan benar-benar tidak bisa apa-apa dan sesak,” kata Mulyo menjelaskan sambil mengenang saat ia melewati masa kritis akibat covid-19.

Saat itu setiap hari diakui Mulyo selama masa kritis, tidak dapat memikirkan apapun dan dapat dikatakan dalam kondisi pikiran kosong. Untuk bernafas dia harus dibantu oksigen.

Diungkapkannya dalam masa kritis selama tujuh hari, Mulyo mengalami pengalaman tak kasat mata, seakan-akan nyawanya akan dicabut atau meninggal dunia.

Diceritakannya nampak hamparan ruangan tanpa batas, tak ada langit tak ada siapapun.

“Saya bukan orang yang suka mengada-ngada, saya berani bersumpah yang saya alami ini adalah benar silahkan percaya atau tidak tapi ini yang saya alami langsung. Saat itu saya kebingungan dan bertanya apakah ini saatnya saya harus berpulang. Saya menangis sejadi-jadinya, ketakutan yang sebelumnya tidak pernah saya rasakan,” tutur Mulyo dengan mata berkaca-kaca mengingat pengalaman itu.

“Saat itu tidak ada pikiran lain hanya minta ampunan kepada Allah SWT, yang saya lakukan dan hanya Allah yang saya sebut tak ada henti-hentinya. Saya benar-benar bertaubat saat itu dan yakin Allah memberi saya kesempatan untuk sembuh dan saya yakin bisa sembuh. Setelah itu seberkas cahaya muncul dan terlihat muncul pohon dan langit membuat saya merasakan kembali ada di dunia,” kata dia menambahkan.

Setelah kejadian itu Mulyo dinyatakan melewati masa terberat akibat virus Covid-19, namun dirinya haru menjalani perawatan hingga 17 hari terlewati dengan dukungan penuh keluarga terlebih istri yang setiap hari menemaninya di ruang isolasi yang tidak satupun berani masuk jika tidak dilengkapi dengan APD lengkap.

Bisa Sembuh dari Covid-19, Mukjizat dari Tuhan

Mulyo membagikan kiat-kiatnya selama menjalani perawatan, meski harus memakai bantuan oksigen. Dengan keyakinan sembuh serta konsumsi makanan yang membuatnya terasa semakin dalam kondisi baik.

“Hanya mukjizat Allah yang saat itu saya butuhkan, tak henti-hentinya saya meminta kesembuhan serta ampunan. Selain itu semangat saya genjot dengan asupan makanan seperti pisang rebus, telur ayam kampung rebus, madu, kentang, itu membuat perut terasa nyaman,” tuturnya.

Mulyo menandaskan jika salah satu kunci kesembuhan dari virus Covid-19 adalah keyakinan dan semangat akan sembuh yang datangnya dari Allah, melalui perantara obat serta tenaga kesehatan yang tak hentinya berjuang demi kesembuhan pasien.

“Saya termasuk orang yang masih punya kesempatan sembuh dengan keadaan kritis saya, karena kembali lagi mukjizat Allah itu ada dan keyakinan sembuh yang saya bangun,” tambahnya.

Berbekal pengalamannya yang pernah tergolek lemas oleh virus Covid-19, dirinya ingin berbagi kepada masyarakat bahwa virus itu ada dan mempunyai dampak yang luar biasa terhadap tubuh. Meski tanpa penyakit penyerta namun sakit yang dirasakannya sangatlah berat.

“Saya termasuk pasien yang tidak ada sakit penyerta seperti itu yang saya alami, saya hanya mengingatkan bahwa virus itu ada dan nyata saya alami jadi mari saling menjaga. Terlebih pengobatannya sangat mahal jika biaya mandiri, tidak percaya dengan hal ini silahkan tapi ini yang saya alami dan saya bisa bicara bahkan sampai sekarang saya harus memulihkan diri dengan sedikit olahraga agar pernafasan saya selalu aman,” jelas Mulyo memungkasi sembari mewanti-wanti masyarakat taat protokol kesehatan.

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait