JOMBANG, (kabarjombang.com) – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Jawa Timur, yang diwakili salah satu pengurusnya, Ir H Puguh Iryantoro, mengunjungi Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang. Didampingi Ketua Kadin Jombang M Slamet Hariyanto, rombongan dari Kadin Jatim ini diterima langsung KH Salahuddin Wahid, pengasuh Ponpes Tebuireng, Rabu (12/10/2016).
Puguh mengungkapkan, lawatannya ke Ponpes Tebuireng, merupakan upaya pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), dan di sektor pertanian atau agribisnis. Perkembangan teknologi tepat guna pada sektor tersebut, menurutnya, akan ditularkan kepada santri di Ponpes yang didirikan KH Hasyim Asy’ari tersebut.
“Sebenarnya sudah beberapa kali kita berkunjung ke Ponpes Tebuireng, untuk sharing informasi terkait pengembangan sektor UMKM dan agribisinis. Karena di Ponpes Tebuireng, ada beberapa sektor UMKM dan agribisnis yang digarap, diantaranya budidaya kedelai hitam, produk abon lele, pupuk organik cair, dan lainnya,” katanya.
Dari produk yang sedang berlangsung digarap itu, lanjut Puguh, santi Ponpes Tebuireng akan dibina soal pengetahuan dan pengembangan kedua sektor tersebut dengan menggunakan sarana green house yang disediakan pihak Ponpes. “Target utamanya, santri memiliki kemampuan di bidang agribisnis dan menciptakan produk yang tepat guna. Artinya tidak ada bahan yang terbuang sama sekali,” katanya.
Bak gayung bersambut, Gus Sholah –begitu pengasuh Ponpes Tebuireng ini akrab disapa, menyambut baik program bagi santri yang disampaikan Ir Puguh. Hal ini, lanjut Gus Sholah, untuk meningkatkan pengetahuan sekaligus mutu produk UMKM dan agribisnis yang sudah digarapnya. “Harus segera dilaksanakan. Dan pembinaannya jangan singkat. Silahkan diatur waktunya,” tandas Gus Sholah, didampingi Ir Thoha, ketua Halal and Healthy Clarification Community.
Ditambahkan Thoha, produk UMKM dan agribisnis yang digarapnya, sudah mencapai tahapan cukup fantastis. Untuk budidaya kedelai hitam, sudah mampu memasok kebutuhan bahan dasar kecap yang diproduksi oleh produsen ternama di Indonesia. “Untuk produk UMKM-nya, kita masih menjalankan konsep dari santri untuk santri. Yakni santri yang memproduksi, dan marketnya juga santri. Bukan pabrikasi,” paparnya.
Yang paling utama dalam produk hasil garapannya tersebut, lanjut Thoha, semuanya melalui proses organik, baik pupuk maupun pakan untuk Lele, dan lainnya. “Kami sudah meninggalkan bahan yang mengandung unsur kimia,” tandasnya.
Sementara Slamet Hariyanto, Ketua Kadin Jombang mengungkapkan, tekad Kadin untuk mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah (UKM), serta sektor agribisinis ini tidak main-main. “Ada banyak hal yang dilakukan Kadin untuk pengembangan sektor tersebut dari hulu sampai hilir, khususnya di Kabupaten Jombang. Mulai dari permodalan, peningkatan mutu produksi baik pembuatan produk maupun kemasan, market, dan sebagainya. Kedepan, Kadin Jombang akan memainkan peran tersebut sebagai support solutif kepada pelaku usaha agar mampu meningkatkan pendapatan,” tandasnya. (rief)