JOMBANG, (kabarjombang.com) – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) atau yang lebih dikenal dengan nama penjara, menjadi tempat yang identik dengan orang yang melanggar hukum, dan untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Lapas identik tempat penuh perbuatan buruk.
Namun siapa sangka, Lapas juga menjadi tempat menggali kreativitas narapidana. Hal ini seperti dilakukan HL (40), salah satu penghuni Lapas II B Jombang ini. Pria yang mendekam di penjara untuk menjalani hasil perbuatannya di masa lalu ini, bahkan membuat karya tulis berupa buku.
Hebatnya lagi, pria yang sudah beberapa bulan melalui masa kurungan ini, membuat 2 judul buku bernafas religius, tentang setengah perjalananya di Lapas II B Jombang. “Saya membuat buku yang saya beri judul; Lapas II B Jombang Bagi Kami Menjadi Tempat Mustajab, dan buku yang terakhir saya beri judul Kugapai Nur illahi Dalam Kegelapan,” katanya.
Dia berkisah, ketertarikan membuat dua judul buku tersebut, karena terinspirasi dari peristiwa dan kejadian yang dia alami bersama teman-teman senasibnya. “Kedua buku ini saya buat sekitar 2 minggulamanya, dengan keterbatasan saya yang ada disini,” papar napi yang divonis 2,5 tahun oleh Pengadilan ini.
Dia menceritakan proses pembuatan buku tersebut, yakni berupa tulisan tangan dengan peralatan seadanya. Setelah isinya dirasa lengkap, dia kemudian melaporkan hal tersebut kepada petugas Lapas untuk bisa menyalinnya dalam bentuk naskah ketikan computer dan sekalian di-print. “Disini tidak boleh membawa alat elektronik, jadi saya titipkan kepada petugas untuk diketik,” ujarnya saat ditemui di ruangan besuk Lapas II B Jombang yang beralamat di Jl Wahid Hasyim.
Dalam karya yang ditulisnya, HL menceritakan semua pengalamanya yang terjadi di dalam Lapas. “Isinya tidak lepas dari pengalaman pribadi saya saat ini yang masih di dalam Lapas,” ujarnya dengan menunjukan buku hasil tulisan tanganya.
Tak hanya itu, di dalam isi bukunya, dirinya mengungkapkan betapa mustajabnya bagi orang-orang yang teraniaya dan meminta pertolongan pada Tuhan, maka Tuhan akan mendengar hal itu semua. Dia berkisah seperti tertuang dalam kutipan buku tersebut. “Saya pernah bercanda dengan teman-teman bahwa nanti dirinya dan teman-temanya akan mendapatkan bungkusan nasi dengan lauk lele. Mendengar hal itu, teman-teman satu kamar dengan saya tertawa. Namun, beberapa waktu kemudian dirinya mendapatkan kiriman dari seseorang temannya nasi bungkus dengan lauk ikan lele. Kejadian itu membuat teman-teman geleng-geleng,” celetuk napi yang enggan asal tempat tinggalnya disebutkan ini.
Meski begitu, dirinya berharap jika suatu saat nanti buku karyanya bisa diperbanyak. Karena bisa menjadi inspirasi semua orang tentang bagaimana mensyukuri hidup dan apa yang diberikan Tuhan kepada kita. ”Sebenarnya buku ini saya buat untuk pribadi. Namun jika nanti bisa diproduksi banyak, semoga saja bisa menginspirasi semua orang untuk menjadi lebih baik,” harap HL yang tak mau namanya disebutkan dengan lengkap.
Sementara itu, Kepala Pengamanan Lapas (KPLP) II B Jombang, Dwi Hartono mengatakan, HL memang mempunyai kelebihan dalam karya tulis. Tak hanya itu, saat tidak ada kegiatan di Lapas, dia lebih memilih untuk menulis di ruang selnya. “Setahu, saya beliau lulusan S2 Psikolog. Jadi, mungkin hal itu yang membuat beliau punya kelebihan dalam intelektualnya,” ujar Dwi. (ari)