DIWEK, KabarJombang.com – Keterbatasan fisik, rupanya tidak menjadi halangan bagi Sukardi (35) untuk berkreatifitas membuat miniatur kerajinan dari bambu. Keulatan Sukardi ini terbilang unik, ia mampu ‘menyulap’ bambu menjadi beragam karya bernilai.
Ia mengaku baru menjalani aktifitas sebagai kreator pembuatan miniatur selama satu tahun sejak Desember 2019 lalu. Pria asal Purwodadi, Jawa Tengah ini, membuat miniatur mainan dari bambu bersama sang istri Widiawati (46), di rumah kontrakannya, Dusun Kayen, Kayangan, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.
“Baru satu tahun, belum lama setelah menikah dengan istri saya,” ucapnya pada KabarJombang.com, Minggu (16/8/2020).
Beragam karya tercipta dari tangan dingin pria yang menyandang keterbatan (disabilitas) ini. Mulai dari miniatur becak, vespa, sepeda, orang berlari, vas bunga, tempat lampu, dan lainnya.
“Kalau membuat miniatur kecil, pengerjaan bisa dapat 5 biji dalam sehari. Kalau ukuran sedang bisa 5 sampai 7 biji seharinya. Kalau ukuran besar, pengerjaan dalam 2- 3 hari hanya bisa dapat 4 biji,” jelasnya.
Bambu sebagai bahan utama, ia beli dari tetangga sekitar. Sebab itu, Sukardi tidak menyimpan persediaan bambu setiap hari.
“Jika ada pesanan baru membeli bambu. Belinya per batang ke tetangga, kadang beli dari orang juga yang kebetulan sedang menebang bambu,” katanya.
Dalam membuat miniatur kreasi dari bambu, ia menggunakan lem, pelitur, pernis dan alat-alat pertukangan seperti gergaji, bor, pisau, golok. Kreasinya, dikerjakan di belakang rumah kontrakannya, sembari berada di kursi rodanya.
Untuk pemasaran, Sukardi dan istri memasarkan lewat online. Juga dibantu oleh teman yang sebelumnya tertarik hasil karyanya. Harga dari kreasi bambu miliknya pun beragam.
“Yang kecil ada yang Rp 25 sampai 50 ribu. Ukuran sedang Rp 150 ribu, ada yang Rp 180 ribu, 125 ribu. Sebelum dijual, biasanya dipernis dulu,” jelasnya.
Sukardi menceritakan, awalnya mendapatkan modal untuk beli bahan dan peralatan dari temannya di Yogyakarta. Saat itu, Sukardi ditawari sejumlah uang untuk membeli kursi roda, agar Sukardi bisa ke mana.
“Kemudian kami komunikasi lewat WA. Saya pun tanya, bagaimana kalau uangnya dibuat modal usaha ini. Akhirnya, saya dibiayai sama teman,” kata Sukardi.
Tampaknya, teman Sukardi ini tak sebatas memberi modal awal. Ia juga membantu Sukardi soal pemasarannya. Sebab itu, karya Sukardi ini, kebanyakan dikirim Yogyakarta.
“Kalau dia ada pesanan, langsung menghubungi saya. Di sana, dia juga punya usaha. Sementara ini banyak yang dikirim ke Yogyakarta. Kalau mengirim biasanya dua sampai tiga dus. Pengiriman pertama kemarin, tiga dus itu masing-masing 109 miniatur. Pengiriman kedua, malah 140,” ungkapnya.
Soal keterbatasan fisik, ia sedikit bercerita, terjadi karena kecelakaan kerja saat bekerja di Kalimantan. Namun, hal itu tidak membuatnya patah semangat. Menurutnya, kekurangan bukan menjadi kendala untuk berkarya.
Ayah dua orang anak ini, memang memiliki hobi berkreasi sejak dulu, seperti membuat layang- layang, kandang ayam, sangkar burung. Meski belum banyak menghasilkan, Sukardi tetap optimistis dengan usaha yang dirintis ini akan berkembang.
“Bagi saya, keluarga adalah sumber inspirasi untuk terus berjuang,” ia memungkasi.