KABARJOMBANG.COM – Pendapatan penjual es tebu, tampaknya tak bisa disepelekan begitu saja. Pasalnya, meski hanya berprofesi sebagai penjual es tebu di pinggir jalan, namun hal ini dapat memberangkatkan pasangan suami istri (Pasutri) Abdul Chamid (59) dan Muchlisah (51), warga Dusun Kembeng, Desa Kepuhkembeng, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang ke tanah suci Makkah.
Berawal dari keteguhannya untuk bisa menjalankan rukun Islam kelima ini, keduanya bertekad menabung untuk bisa mendaftarkan dirinya sebagai Calon Jamaah Haji (CJH). Sedikit demi sedikit, penghasilan mereka yang mencapai Rp 60 ribu per hari, dimasukkan ke dalam celengan bambu berukuran sedang.
Sementara sisanya, digunakan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga mereka yang bisa dikatakan pas-pasan.
“Awalnya uang saya tabung di celengan bambu. Namun, karena tidak cukup, sehingga saya pindahkan ke celengan plastik,” terang Muchlisah, saat ditemui di rumahnya, Selasa (10/7/2018).
Dalam tabungan tersebut, ia hanya menyimpan uang mulai dari pecahan Rp 500 hingga paling besar dengan nilai Rp 20 ribu. Setelah terkumpul pada tahun 2010 silam, keduanya berhasil mendaftarkan diri ke Kemenag Jombang sebagai Calon Jamaah Haji (CJH).
“Memang tidak ada yang berat jika kita memiliki niat dan kemauan yang kuat. Terus berdoa agar Tuhan memberikan jalan terhadap kemauan kita, meski kita sendiri membayangkan ketidakmampuan. Alhamdulilah, semuanya berjalan dengan baik,” tambahnya.
Delapan tahun berjalan, keduanya harus melunasi biaya haji yang berkisar Rp 25 juta per orang. Perjuangannya tak sia-sia, meski dilalui cukup lama, namun keduanya dijadwalkan berangkat pada tahun 2018 nanti.
“14 tahun saya menabung untuk bisa menunaikan ibadah haji. Semoga, kita menjadi haji yang Mabrur dan diridloi,” pesannya, sambil menunjukan persiapanya berangkat haji. (ari/kj)