GUDO, KabarJombang.com- Perayaan Imlek tahun 2021 (2752) yang jatuh Jumat (12/2/2021) ini terlihat sepi tidak seperti pada tahun-tahun sebelumnya.
Ketua Klenteng Hong San Kiong Gudo, Jombang, Toni Harsono mengatakan, setiap tahun umat Tionghoa mengalami penurunan hingga mengalami krisis generasi penerus.
“Di Jombang anak-anak muda Tri Dharma atau yang berkeyakinan di Klenteng ini sudah mulai habis. Jadi krisis generasi penerus di tempat-tempat Klenteng Tri Dharma. Yang datang ke Klenteng pasti kebanyakan yang tua-tua,” kata Toni kepada KabarJombang.com, saat ditemui di Klenteng Hong San Kiong, Jumat (12/2/2021).
Menurutnya, penyebab krisisnya generasi umat Tri Dharma ini dipengaruhi adanya Inpres nomor 14 tahun 1967 tentang agama kepercayaan dan adat istiadat Cina. Hingga banyak umat Tionghoa berpindah agama dan di Jombang sendiri sekitar 80 persen anak muda pindah agama.
“Setelah ditetapkannya Inpres 1967 ini kan anak-anak orang Tionghoa sekolahnya di sekolah Kristen. Akhirnya ndak ada penerusnya dan kebanyakan pindah agama, jadi ndak begitu ngurusi gini-gini (Agama atau tradisi/budaya Tionghoa), hanya bingung cari uang,” ungkapnya.
Toni juga menyayangkan sekaligus prihatin, karena banyak anak tokoh dari Tionghoa di Jombang pindah agama. Dan seakan para tokoh tersebut tak bisa melestarikan dan memimpin para anak-anaknya yang menjadi generasi penerus di agama Tionghoa.
“Anak-anaknya para tokoh di Jombang saja juga banyak yang ndak se-iman dengan orangtuanya, sering itu saya kritik dan ngomong juga. Lucu kadang, pemimpin tokoh-tokohnya itu lo, mau membina anaknya saja gak bisa mau membina orang. Kejadian ini tidak hanya di Jombang tapi dipusat juga banyak,” tekannya.
Untuk melestarikan generasi Tri Dharma, ia berharap agar ada sekolah lintas agama. Karena ia sempat mendirikan namun gagal. Dan untuk regenerasi umat Tri Dharma perlu mengaplikasikan kembali sejarah dahulu sebelum dan setelah Inpres 1967.
Toni Harsono berharap kalau ada sekolah Konghucu, anaknya orang Tionghoa sekolah di sekolah Konghucu.
“Karena agamanya kan nanti bisa entah itu Konghucu atau Budha. Kalau sudah di sekolah Kristen kan ndak boleh dan kebanyakan pindah agama. Itu sering saya bicarakan dan hampir semua tokoh-tokoh itu cuma ngomong doang ndak berbuat apa-apa,” tandasnya.