JOMBANG, KabarJombang.com – Salah satu amalan yang bisa kita kejar untuk menambah amalan dari ibadah wajib adalah amalan sunnah. Banyak sekali amalan sunnah yang bisa kita kerjakan, salah satunya adalah salat sunnah.
Namun ada satu amalan salat sunnah yang selalu dikerjakan Rasulullah dan bisa kita amalkan pula, yakni salat sunnah rawatib.
Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam selalu mengerjakan salat sunnah rawatib ini. Beliau tidak pernah meninggalkannya meski dalam keadaan mukim atau tidak bepergian jarak jauh.
Berikut kami akan mengulas niat salat sunnah rawatib, lengkap dengan kapan waktu pelaksanaannya. Serta keutamaan yang bisa Anda dapat dengan mengamalkannya.
Berikut niat salat sunnah rawatib
Salat sunnah rawatib adalah?
Sebelum membahas niat salat sunnah rawatib, mari kita bahas apa itu salat sunnah rawatib. Salat sunnah rawatib adalah salat sunnah yang dikerjakan sebelum dan sesudah salat fardhu, atau lebih kita kenal dengan salat lima waktu.
Salat sunnah rawatib yang dikerjakan sebelum salat fardhu disebut dengan salat sunnah Qobliyah. Sedangkan salat sunnah Rawatib yang dikerjakan setelah salat fardhu disebut dengan salat sunnah Ba’diyah.
Terdapat dua salat sunnah rawatib sesuai dengan anjuran ditegakkannya. Yakni Salat sunnah rawatib muakkad serta ghoiru muakkad. Tentunya kedua amalan sunnah ini mempunyai niat salat sunnah rawatib yang berbeda.
Salat Sunnah Rawatib Muakkad
Salat sunnah rawatib mu’akkad ini bersifat sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Berikut jumlah salat sunnah rawatib mu’akkad:
- 2 rakaat sebelum salat Subuh
- 2 atau 4 rakaat sebelum salat Zudhur
- 2 atau 4 rakaat sesudah salat Zudhur
- 2 rakaat sesudah Maghrib
- 2 rakaat sesudah Isya
Penjelasan soal jumlah rakaat salat sunnah rawatib ini disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh At-Tarmidzi dan An-Nasa’i.
Dari Aisyah radiyallahu’anha, ia berkata: Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang tidak meninggalkan dua belas (12) rakaat pada salat sunnah rawatib, maka Allah akan bangunkan baginya rumah di surga, (yaitu): empat rakaat sebelum zuhur, dan dua rakaat sesudahnya, dan dua rakaat sesudah maghrib, dan dua rakaat sesudah isya, dan dua rakaat sebelum subuh”. (HR. At-Tarmidzi no. 414, An-Nasa’i no. 1794)
Salat Sunnah Rawatib Ghoiru Mu’akkad
Salat sunnah rawatib ghoiru mu’akkad ini adalah jenis salat sunnah rawatib yang kurang ditekankan. Berikut adalah jumlah salat sunnah ghoiru mu’akkad:
- 2 atau 4 rakaat sebelum salat Ashar (jika dikerjakan 4 rakaat, dikerjakan dengan 2 kali salam)
- 2 rakaat sebelum Maghrib
- 2 rakaat sebelum Isya
Mengenai salat sunnah rawatib yang dikerjakan 4 rakaat harus dengan 2 kali salam didasarkan pada keterangan berikut ini:
As-Syaikh Muhammad bin Utsaimin rahimahullah berkata: “Salat sunnah rawatib terdapat di dalamnya salam. Seseorang yang salat rawatib empat rakaat maka dengan dua salam bukan satu salam, karena sesungguhnya nabi bersabda: Salat (sunnah) di waktu malam dan siang dikerjakan dua rakaat salam dua rakaat salam”. (Majmu’ Fatawa As-Syaikh Al-Utsaimin 14/288)
Waktu pelaksanaan salat sunnah rawatib
Tentang waktu pelaksanaan salat sunnah rawatib ini telah dijelaskan dalam sebuah hadits di bawah ini.
Ibnu Qudamah berkata: “Setiap sunnah rawatib qobliyah maka waktunya dimulai dari masuknya waktu salat fardhu hingga salat fardhu dikerjakan, dan salat rawatib ba’diyah maka waktunya dimulai dari selesainya salat fardhu hingga berakhirnya waktu salat fardhu tersebut”. (Al-Mughni 2/544)
Niat Salat Sunnah Rawatib
Bacaan niat salat sunnah rawatib pada dasarnya hampir sama dengan bacaan salat fardhu. Pada niat salat sunnah rawatib, kita tinggal menambahkan “Qobliyatan Lillahi Ta’ala” jika dikerjakan sebelum salat fardhu di akhir niat. Atau menggunakan niat salat sunnah rawatib dengan tambahan bacaan “Ba’diyatan Lillahi Ta’ala” jika dikerjakan sesudah salat fardhu.
Jadi, jika Anda ingin mengucapkan niat salat sunnah rawatib sebelum salat Subuh, maka bacaannya menjadi:
USHALLII SUNNATASH SHUBHI RAK’ATAINI QABLIY-YATAN LILLAAHI TA’AALAA.
Artinya: “Aku (niat) salat sunat qabliyyah subuh 2 rakaat, karena Allah Ta’ala.”
Kemudian, jika Anda ingin mengucapkan niat salat sunnah rawatib setelah salat Isya, maka bacaannya menjadi:
USHALLII SUNNATAL ‘ISYAA’I RAK’ATAINI BA’DIY-YATAN LILLAAHI TA’AALAA.
Artinya: “Aku (niat) salat sunat ba’diyyah isya 2 rakaat, karena Allah Ta’ala.”
Sebenarnya tentang niat salat sunnah rawatib ini tidak perlu dilafalkan sampai bersuara, tapi cukup diucapkan dalam hati. Pelafalan niat salat sunnah rawatib ini mungkin bertujuan untuk memantapkan niat yang sudah ada di dalam hati.
Keutamaan Salat Sunnah Rawatib
Kita sudah mengulas soal niat salat sunnah rawatib dan waktu pelaksanaannya, sekarang mari kita masuk soal keutamaannya. Keutamaan dari salat sunnah rawatib ini sudah banyak dijelaskan dalam hadits hadits.
Berikut adalah beberapa keutamaan salat sunnah rawatib menurut hadits.
At-Tarmidzi dan An-Nasa’i meriwayatkan hadits yang mengatakan bahwa, dari ‘Aisyah radiyallahu’anha, ia berkata: Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa tidak meninggalkan dua belas (12) rakaat pada salat sunnah rawatib, maka Allah akan bangunkan baginya rumah di surga…” (HR. At-Tarmidzi no. 414, An-Nasa’i no. 1794)
Aisyah radhiyallahu ‘anha telah meriwayatkan sebuah hadits tentang salat sunnah rawatib sebelum (qobliyah) shubuh, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Dua rakaat sebelum shubuh lebih baik dari dunia dan seisinya”.
Dalam riwayat yang lain, “Dua raka’at sebelum shubuh lebih aku cintai daripada dunia seisinya” (HR. Muslim no. 725)
Ummu Habibah radhiyallahu’anha telah meriwayatkan tentang keutamaan rawatib dzuhur. Dia berkata, saya mendengar Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang menjaga (salat) empat rakaat sebelum zuhur dan empat rakaat sesudahnya, Allah haramkan baginya api neraka”. (HR. Ahmad 6/325, Abu Dawud no. 1269, At-Tarmidzi no. 428, An-Nasa’i no. 1814, Ibnu Majah no. 1160)