JOMBANG, KabarJombang.com – Menjelang pesta demokrasi, pemuda di Kabupaten Jombang harus bisa menggunakan hak pilihnya dengan bijak dan kritis.
Beberapa pekan terakhir, laman media massa nasional selalu dipenuhi dengan isu politik nasional jelang pesta demokrasi Pemilu 2024. Selain pembahasan perihal Calon Presiden (Capres), Calon Wakil Presiden (Cawapres) maupun Koalisi Partai Politik, ada satu isu yang tak luput dari pembahasan.
Pembahasan itu perihal generasi muda dan politik. Generasi muda memang menjadi magnet yang bisa menjadi alat untuk berjaya di pesta demokrasi. Tak khayal, para tokoh yang mampu Pilpres, Nyaleg ramai-ramai memvalidasi dekat dengan kaum muda atau milenial.
Seperti contohnya yang kerap dibahas yakni munculnya Gibran Rakabuming Raka yang mendampingi Prabowo Subianto sebagai Cawapres di umur yang cenderung masih muda.
Menanggapi fenomena itu, Aan Anshori, selaku Direktur LinK Jombang, mengatakan memang seharusnya anak muda itu harus memahami dan tidak buta politik, khususnya kaum muda di Kabupaten Jombang.
“Menurutku anak muda tidak boleh buta politik. Politik adalah sarana utana untuk terlibat memperbaiki kualitas kehidupan agar lebih baik melalui jalur elektoral,” ucapnya, Senin (30/10/2023).
Menurutnya, anak muda harus sadar bahwa masa depan Indonesia di Pemilu 2024 sangat dipengaruhi mereka. Gen Z dan milenial mengokupasi sekitar 56 persen suara dari total seluruh pemilih.
“Itu sebabnya pemilih muda perlu kritis dalam mengevaluasi track record dan program yang ditawarkan calon legislatif maupun calon presiden,” katanya.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Gus Aan itu mengatakan, bahwa anak muda juga harus paham, bahwa sosok yang ia pilih itu harus menjadi representatif dirinya untuk duduk di kursi jabatan wakil rakyat.
“Jangan memilih pemimpin yang mempolitisasi identitas agama, etnis, gender untuk meraup suara. Pun pula, jangan melabuhkan suara pada mereka yang pernah tersangkut korupsi, pelaku kekerasan seksual dan menggunakan politik uang,” ungkapnya.
“Pemilih muda juga perlu melek literasi dan menahan diri untuk tidak melakukan “kampanye hitam” untuk memenangkan diri atau calonnya,” katanya melanjutkan.
Selaras dengan itu, sebagai informasi, rentang usia pemilih di Kabupaten Jombang di dominasi generasi milenial usia 25-40 tahun.
Hal tersebut tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 Kabupaten Jombang. Sebagai informasi, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jombang sudah merilis DPT untuk Pemilu 2024 di Kota Santri.
Dari total DPT Kabupaten Jombang untuk Pemilu 2024 nanti sebanyak 1.011.402 orang. Dimana ada 506.944 pemilih laki-laki dan 504.458 pemilih perempuan.
Dari jumlah 1.011.402 pemilih tetap tersebut, KPU Jombang membagi data pemilih menjadi beberapa kategori. Kategori tersebut di klasifikasikan kembali berdasarkan kelompok umur pemilih.
Seperti kategori Generasi Y atau Milenial dengan rentang usia 25-40 tahun Generasi Z rentang usia 17-24 tahun, Generasi X rentang usia 41-56 tahun, Baby Boomers rentang usia 57-76 tahun dan Pre Boomers rentang usia 75-118 tahun.
Sedangkan untuk pemilih tetap di Kabupaten Jombang sendiri, dari KPU mencatat pemilih masih di dominasi oleh pemilih kategori Generasi Y atau Milenial.
Jika dikerucutkan, untuk pemilih Generasi Y ini berjumlah 320,145 pemilih, presentasenya sebanyak 32.66 persen. Untuk Generasi Z sebanyak 209,275 pemilih, presentasenya 20.69 persen.
Sementara itu, Generasi X sebanyak 300,935 pemilih, presentasenya 29.76 persen. Kemudian Baby Boomers sebanyak 160,140 pemilih, presentasenya 15.83 persen lalu Pre Boomers sebanyak 20,816 pemilih dengan presentase 2.06 persen.
Secara data, jumlah DPT untuk Pemilu 2024 di Kabupaten Jombang di dominasi pemilih milenial, meskipun jumlahnya tidak terlalu jauh dengan pemilih Generasi X.