JOMBANG, KabarJombang.com – Pasangan Bacapres dan Bacawapres Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar atau AMIN, bagikan ribuan bibit pohon sawo ke para pendukung.
Penyerahan tersebut diberikan secara simbolis langsung oleh Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di hadapan para pendukung yang hadir di halaman depan Masjid Jami’ Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar, Jombang, Jawa Timur, Jumat (29/9/2023).
Acara yang digelar tersebut disambut antusias para penduduk yang kompak menggunakan baju putih-putih dilengkapi dengan bendera kecil yang bisa dibawa kemanapun bertuliskan Anies Muhaimin 2024.
Pasangan yang menyebut mereka sebagai Dwi Tunggal itu pun memberikan sebanyak 1.500 bibit pohon sawo yang kemudian dibagikan ke ribuan pendukung yang hadir di lokasi. Menurut Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, bibit pohon sawo ini punya makna filosofis.
“Sawo ini punya makna yang begitu dalam, menandakan semangat perjuangan dan kesejahteraan. Jadi bibit pohon sawo ini akan kami berikan ke semua yang hadir hari ini, di tanam di rumah masing-masing dan di rawat,” ucapnya.
Menurutnya, bibit pohon sawo itu juga sebagai penanda sebagai langkah maju untuk mendukung AMIN di Pilpres 2024 mendatang. “Ingat, perjuangan kita tidak mudah karena itu mari bersama kita gedor pintu tetangga kita, door to door untuk perjuangan kita bersama demi Indonesia yang lebih sejahtera,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Bacapres dan bacawapres Koalisi Perubahan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sapa pendukung di Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar, Jombang Jawa Timur.
Pasangan yang dikenal dengan julukan AMIN, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar ini hadir menyapa masyarakat Jombang di Pondok Pesantren Denanyar Jombang, Jumat (29/9/2023).
Bacapres dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan menyebut banyak berkah yang ia dapatkan sekembalinya dari Pondok Pesantren Denanyar Jombang.
“Kembali dari Denanyar bulan lalu, kemudian tak lama itu, saya deklarasi dengan Cak Imin di Surabaya. Ini bukan urusan satu atau dua posisi. Namun ini merupakan bagian dari perubahan, ini merupakan bagian dari keadilan. Saya kenal lama dengan Cak Ikin, namun tidak pernah terbayangkan, apa yang dulu kami perjuangkan, bisa kita usahakan bersama,” ucapnya.
Bahkan, ia menyebut jika tidak ada pakar politik yang memprediksi bahwa dirinya bisa berpasangan dengan Cak Imin.
“Ini bukan rekayasa manusia, prosesnya diluar nalar umum yang kita pahami, karena itu tidak satupun pengamat politik bisa membayangkan bahwa pasangan ini bisa bersama,” pungkasnya.
