KABARJOMBANG.COM – Ketua MDH (Masyarakat Desa Hutan) Centre, Suyanto berharap, dua Pasangan Calon (Paslon) yang berlaga di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim 2018, memiliki program pro-kelestarian hutan. Pasalnya, hingga saat ini, kondisi hutan di Indonesia, khususnya Jawa Timur, cukup mengkhawatirkan.
Suyanto lantas mengutip data Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), bahwa di Indonesia tercatat 700 ribu hektare hutan di Jatim, rusak selama tahun 2014-2017. Sedangkan 30 persen hutan di Jatim mengalami deforestasi setiap tahunnya. karena adanya konversi lahan, penebangan liar, kebakaran dan erosi.
Tentunya dengan luas hutan Jatim yang mencapai 1.357.206,3 hektare dengan rincian hutan produksi 881. 889,5 hektare, hutan konservasi mencapai 233.117,5 hektare, dan hutan lindung sekitar 312. 636,5 hektare ini, membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah setempat.
“Maka dari itu, siapa pun yang terpilih dalam Pilgub Jatim 2018, harus memiliki kepedulian terhadap hutan. Harus menjaga kelestarian hutan dan ekosistem di dalamnya. Mari kita wariskan mata air untuk anak cucu, bukan mewariskan air mata,” kata Suyanto, yang juga Ketua KTNA (Kontak Tani dan Nelayan Andalan) Jatim.
Suyanto mengakui, dirinya sudah menyampaikan kondisi hutan yang kritis tersebut ke Cawagub Emil Dardak. Yakni, saat Suyanto diundang buka bersama di kediaman juru bicara pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak, Zahrul Azhar atau Gus Hans, di komplek PPDU (Pondok Pesantren Darul Ulum) Peterongan, Jombang.
“Jadi, kehadiran saya dalam acara tersebut, sebagai penggiat masyarakat desa hutan. Makanya, pesan tersebut, juga saya sampaikan ke Paslon lainnya. Karena sosok yang peduli hutan, yang dibutuhkan Jatim. Sekali lagi, kami meminta agar Paslon punya program yang pro terhadap masyarakat hutan,” ujar mantan Bupati Jombang dua periode ini.
Suyanto menjelaskan, sebelum menghadiri buka bersama di kediaman Gus Hans, dirinya bersama seluruh masyarakat penggarap lahan Perhutani yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) se-Jatim, sepakat berhimpun dalam asosiasi yang bernama Perkumpulan LMDH. Deklarasi pada Kamis (31/5/2018) itu, digelar di gedung Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Jombang.
Salah satu tujuan pembentukan asosiasi itu, menyelesaikan permasalahan serta mengatasi kesulitan-kesulitan yang selama ini terjadi di masyarakat desa hutan. Utamanya dalam hubungannya dengan pemerintah di tingkat Kabupaten atau Kota. Semisal, tidak-adanya alokasi jatah pupuk bersubsidi bagi masyarakat penggarap lahan Perhutani alias masyarakat desa hutan.
Selain Suyanto, deklarasi tersebut juga dihadiri sejumlah tokoh. Diantaranya, mantan Dirut Perhutani Transtoto Handardani, Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur Sangudi Muhammad, serta Dosen Hukum Lingkungan Unair Suparto Wijoyo. Sedangkan NP Adnyana didapuk sebagai Ketua Perkumpulan LMDH. (ari/kj)