JOMBANG, KabarJombang.com – Calon Bupati Jombang, H Warsubi kali ini berkesempatan untuk menghadiri undangan dari komunitas Kita Warsa di warung kopi Langgano, Mojoagung, Jombang, Senin (11/11/2024).
Saat bertemu komunitas yang rata+rata anak muda itu, Warsubi diajak untuk melihat proses roasting kopi asli Wonosalam sebelum berbincang bersama komunitas-komunitas yang hadir.
Saiful, pemilik warung kopi Langgano mengatakan, saat ini ia memiliki ragam jenis kopi dari arabica, robusta hingga yang sudah dimix sesuai keinginan pelanggan.
Menurutnya, saat ini harga kopi tengah berada di level tertinggi. Karena banyak biji kopi yang diekspor ke luar, sehingga pasokan untuk disebar di pengusaha lokal menjadi terbatas dan mengakibatkan harga melambung tinggi.
“Kami juga menjual kopi asli Wonosalam. Sebagai wujud kecintaan kami terhadap Jombang. Kopi Wonosalam sendiri tidak kalah enaknya dengan kopi daerah lain. Abah Warsubi sendiri tadi sempat ngobrol juga penikmat Arabica,” tambahnya.
Warsubi membenarkan, kopi arabika itu memiliki rasa asam tapi justru itu menunjukkan kualitas kopi yang lebih baik. Di Wonosalam itu penanaman Arabica mencapai 117 hektare. Jumlahnya lebih sedikit dibanding kopi robusta yang mencapai 1.176 hektare dan kopi excelsa 668 hektare.
“Arabica ini memang enak. Kopi arabika memiliki rasa yang halus, kompleks, dan kaya, dengan aroma yang floral. Saya suka. Tapi karena Jombang ini bukan dataran tinggi, dan Arabica hidupnya bagus jika di dataran tinggi, maka terbatas jumlahnya, yang dikembangkan di sini,” jelas Warsubi.
Diminta Mengkaji Kembali Pajak untuk Pengusaha Kecil
Pria yang akrab disapa Bang Ipul ini juga menambahkan, dalam menjalankan bisnis kopi ini, ada kecemasan pelaku usaha kecil karena akan ada kenaikan pajak yang jumlahnya cukup tinggi.
“Kami cemas jika semua pelaku usaha kecil dibebani pembayaran pajak yang begitu besar. Kami ingin nanti jika Abah terpilih bisa lebih bijak dalam mengakomodir kepentingan pelaku usaha kecil,” jelasnya.
Misalnya, lanjut dia, nanti bisa saja diklasifikasikan mana pelaku usaha kecil, mana yang profitnya sudah besar. Sehingga yang kecil tidak terlalu terbebani dengan pajak yang begitu besar.
Sementara itu Warsubi menanggapi dengan positif. Ia mengatakan, pajak adalah sumber terbesar negara untuk mengelola negeri ini. Sehingga besaran pajaknya memang cukup tinggi.
“Nanti bisa dikaji kembali. Pasti nanti akan disesuaikan skala usahanya. Nggak mungkin kalau warung kopi kecil ditarik pajak skala besar. Pasti itu akan disesuaikan,” ujarnya.