PETERONGAN, KabarJombang.com – Sebagian besar warung atau tempat nongkrong di Jombang memiliki nama yang aneh atau unik. Tak heran jika para banyak tempat nongkrong di Jombang yang memiliki julukan nyentrik.
Salah satunya kedai ‘Bekpe’ di wilayah Peterongan Jombang ini. Kedai yang mempunyai kepanjangan warung Bengkel Perut ini menjadi tempat nongkrong yang legendaris bagi para santri di Pondok Pesantren Darul Ulum (PPDU) Rejoso, Jombang.
Achmad Yusuf Alfi Syahr pengelola warung mengisahkan, sebelum menjadi tempat tongkrongan, warung tersebut awalnya hanya tempat usaha bengkel yang menyediakan beberapa menu kopi dan makanan saja. Dikarenakan warungnya dekat dengan pondok, sejumlah santri menyebutnya dengan warung ‘Bengkel Perut’.
“Pada tahun 1998 warung ini sudah didirikan. Dikarenakan banyak santri yang ngopi, nongkrong, atau makan di sini, dari situlah santri dulu menyebutnya warung Bengkel Perut. Karena abis nongkrong disini, pulangnya banyak yang merasa kenyang,” ujarnya kepada KabarJombang.com, Minggu (18/7/2021).
Warung Bengkel Perut ini bertempat di sebelah selatan pesantren Darul Ulum Rejoso. Kendati tempatnya cukup sederhana, warung ‘Bekpe’ itu juga dikenal dengan menu varian kopi andalannya.
“Kalau untuk ketersediaan menunya di sini semua racikan sendiri, mulai dari kopi hitam biasa, hitam mantap, hitam pahit, manual atau kopi susu, dan maman (Kopsu cangkir). Dari sejumlah menu di atas, yang seringkali menjadi pesanan para santri Njoso di sini yaitu kopi manual dan maman,” katanya saat ditemui.
Pria berusia 25 tahun itu mengakui bahwa omzet yang didapat tiap harinya mengalami penurunan yang drastis ketimbang sebelum masa pandemi melanda. Dikatakan penurunannya anjlok sekitar 50 persen daripada sebelumnya.
“Dulu tiap harinya bisa mendapatkan omzet dari Rp2 juta hingga Rp4 juta. Kalau sekarang dimasa pandemi di tambah peraturan PPKM Darurat ini, pendapatannya sangat menurun sekitar 50 persen,” tuturnya.
Sementara harga yang ditawarkan dari sejumlah makanan dan minumannya di warung setempat cukup murah meriah. Mulai dari harga Rp3 ribu hingga Rp10 ribu.
Ditempat yang sama, Mochamad musta’in (21) salah satu pelanggan yang juga mahasiswa aktif setempat mengakui bahwa terdapat salah satu kopi andalannya yang disukai. Sehingga membuatnya hampir setiap hari menjadi langganan warung Bekpe itu.
“Enak di sini, ya sudah langganan sih mulai dari awal jadi mahasiswa di sini. Kadang ngopi bareng sama santri dan para aktivis mahasiswa. Karena di warung ini ada menu kopi andalan yang saya sukai, yaitu kopi maman. Selain kopinya yang enak, tempatnya juga cukup sederhana dan harganya murah,” tuturnya saat diwawancarai.
Diketahui, warung Bekpe legendaris tempat tongkrongan santri Njoso tersebut hanya beroperasi dari pukul 06.00 WIB pagi hingga waktu sore menjelang malam.