JOGOROTO, KabarJombang.com- Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 (SMP N 1) Jogoroto Jombang, diduga telah memanfaatkan momen tahun baru 2024 dengan menjual kalender, kepada muridnya. Selain itu, murid baru diwajibkan tes IQ yang tanpa rapat dengan Komite sekolah.
Berdasarkan informasi dari salah seorang sumber yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, terkait penjualan kalender di SMP N 1 Jogoroto, jika murid SMPN 1 Jogoroto, diwajibkan membeli kalender dari pihak sekolah.
“Jadi intinya semua murid khususnya yang kelas 7, itu diwajibkan untuk membeli kalender sebesar Rp 25 ribu perkalender setiap murid baru. Akibatnya banyak walimurid yang mengeluh, sebab ada sebagaian walimurid yang merasa keberatan,” ujar sumber saat ditemui wartawan Jumat (5/1/2024) lalu.
Sumber tersebut mempertanyakan apa boleh pihak sekolah menjual kalender untuk muridnya. Apalagi hal tersebut telah dilakukan pihak sekolahan tanpa adanya rapat bersama Komite SMPN 1 Jogoroto.
“Jadi kesannya itu seperti memanfaatkan momen tahun baru, mencari keuntungan dengan menjual kalender ke murid-muridnya. Dan itu diwajibkan pula bagi keseluruhan siswa-siswi untuk membelinya, harga kalender Rp 25 ribu.Demikian iru apakah diperboleh dalam Permendikbud? Apa lagi itu dilakukan tanpa ada rapat dari pihak komite sekolah,” ujar sumber yang wanti-wanti namanya tidak disebutkan itu.
Sumber tersebut menambahkan, selain mewajibkan beli kalender pihak SMPN 1 Jogoroto juga mewajibkan murid baru untuk melakukan tes IQ dengan biaya per siswa Rp 60 ribu yag di konrdinir pihak sekolah tanpa melaluli rapat komite.
Kepala Sekolah SMP N 1 Jogoroto, Sunarti mengelak dengan informasi yang dihimpun awak media tersebut.
“Nggih jadi gini kalau njenengan mau konfirmasi saya jawab yang benar yah, tapi tidak diwajibkan. Pihak sekolah tidak menjualnya, itu kegiatan OSIS yang sudah mendapat izin dari pihak sekolah juga. Kemudian dicetakkan itu hanya yang pesan, yang tidak pesan tiddak,” kilah Sunarti saat dikonfirmasi wartawan melalui sambungan WhatsApp, Jumat (5/1/2024) lalu.
Sunarti pun mengaku jika terkait penjualan kalender tersebut juga mengaku sudah melakukan rapat dengan pihak komite sekolah. Begitu juga terkait tes itu juga dikatakan Sunarti atas permintaan wali murid dan uangnya diserahkan ke lembaga yang melakukan tes. Bahkan yang mendatangkan psikolog juga komite.
Sementara itu Ketua Komite SMPN 1 Jogoroto, Basik Suparno mengatakan, jika sudah sekitar setahun belakangan ini, peran komite terkesan diambil alih kepala sekolah. Basik Suparno mencontohkan pada saat setelah penerimaan PPDB tahun 2023 Sunarti selaku Kepala SMPN 1 mengumpulkan wali murid menyampaikan bahwa sekolah akan melakukan tes IQ tanpa ada munyarawah atau rapat terlebih dahulu dengan komite.
“Otomatis saat itu saya kaget kok gini belum ada rapat kok langsung diumumkan seperti itu,”ujar Basik Suparno.
“Yang jelas terkait tes IQ tidak ada rapat dengan komite dan tidak ada notulen dengan komite. Harusnya dirapatkan dahulu dengan komite sebelum mengambil keputusan banyak yang protes ke saya. Guru BP juga menanyakan, saya jawab apa adanya kalau pihak komite tidak pernah di ajak rapat terkait itu, “jelasnya.
Lebih lanjut Basik Suparno, mengatakan terkait pengadaan kalender tahun 2024 pihak komite juga tidak pernah diajak rapat.
“Masalah kalender ini guru-guru juga ramai menyikapi, bahkan seorang wakasek tanya ke saya dan saya jawab juga tidak ada rapat dengan komite, “pungkasnya.