KABARJOMBANG.COM – Sebanyak 11 Mahassiwa dari Miami Dade College berkunjung ke Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng Jombang, Sabtu (3/6/2017) kemarin. Dalam kunjungan itu, ada banyak pertanyaan yang mereka lontarkan kepada pihak Ponpes. Salah satunya tentang bagaimana perlakuan mereka terhadap seseorang yang memiliki keyakinan berbeda.
Pertanyaan itu dilontarkan salah satu mahasiswa jurusan Ilmu Politik, Enrique Sepulvedas. “Apakah Anda menerapkan kebijakan pintu terbuka untuk mereka yang berbeda agama?, tanyanya.
Mendengar pertanyaan itu, Mudhir Pesantren Tebuireng, Lukman Hakim menjelaskan, bahwa pihaknya sangat terbuka dengan hal itu. Bahkan, pihaknya membuka kerjsama yang ada kaitannya dengan agama dan etnis.
“Selain itu, di Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy), ada dosen di Fakultas Teknologi Informatika yang beragama Katolik. Bahkan, salah satu pejabat di Unit Penjamin Mutu yang beragama Hindu,” katanya.
Tak hanya itu, pertanyaan juga muncul dari mahasiswa jurusan Hubungan Internasional Joshua Elias. Dalam pertanyaannya, ia meminta pendapat kepada pihak Ponpes tentang adanya aspirasi penegakan syariat Islam di Indonesia.
Menjawab pertanyaan tersebut, mantan Direktur Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng (LSPT), Mohammad As’ad menjelaskan, bahwa putera pendiri Ponpes Tebuireng yakni KH Abdul Wahid Hasyim merupakan bagian dari perumusan Pancasila.
“Sehingga beliau mengajarkan jihad. Jihad yang dimaksud bukanlah upaya memusuhi Barat atau Non-Muslim, tapi melawan penjajah kolonial Belanda. Dan inilah salah satu fondasi nasionalisme di Indonesia,” jelasnya.
Perbincangan hangat terus berlangsung, bahkan mereka juga mempertanyakan soal kesetaraan perempuan dalam Islam. Setelah mendapat banyak penjelasan, mereka pun tampak mengerti tentang jawaban dari pertanyaan yang mereka berikan.
Usai berbicang, mereka juga berziarah ke makam KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), KH A Wahid Hasyim dan KH Hasyim Asy’ari. Tak hanya itu, mereka menyerahkan donasi sebesar Rp 1,5 Juta kepada LSPT. (aan/kj)