KABARJOMBANG.COM – Dampak ambruknya gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang, kini dirasakan para siswa-siswinya. Betapa tidak, untuk tetap bisa mengenyam pelajaran, para siswa terpaksa belajar dengan sistem sift.
Seperti yang diungkapkan Kepala Sekolah SDN 2 Bandung, Sampunie, Selasa (25/4/2017). Menurutnya, gedung kelas 4 yang ambruk akibat terjangan angin kini terpaksa harus dikosongkan. Sebab, hancurnya seluruh bangunan itu, tak lagi bisa digunakan sistem belajar mengajar.
Untuk siswa kelas empat, lima dan kelas enam terpaksa harus dipindahkan ke ruang perpustakaan. Sementara untuk siswa kelas satu, dua, dan tiga harus masuk dengan bergantian.
“Jadi harus diakali dengan sistem belajar siang dan sore. Sebab, jika tidak begitu, maka sekolah tidak bisa menampung siswa lagi, akibat gedung yang rusak,” terangnya.
Selain itu, bagi siswa kelas 6 yang saat ini sedang melaksanakan Tryout Ujian Nasional, harus dimasukkan pagi hari. Setelah itu, kelas lain baru masuk pada siang harinya. “Jadi, setelah kelas 6 usai tryout, baru kelas yang lain masuk,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang Budi Nugoroho saat dikonfirmasi terkait hal ini mengatakan, pihaknya akan segera melakukan perbaikan terhadap robohnya bangunan sekolah tersebut.
“Kita sudah cek ke lokasi, memang bangunannya sudah tua dimakan usia. Sebab, itu dibangun pada tahun 1975, dan hanya tersentuh rehab pada tahun 1987,” terang Budi kepada KabarJombang.com.
Selain itu, lanjut Budi, untuk bangunan yang roboh juga sudah diinventarisir dan dihitung kerusakannya. Ini untuk direncanakan pada usulan dana melalui perubahan anggaran tahun ini. “Dan sementara proses belajar mengajar akan kita atur pagi siang dengan ruang kelas yang ada supaya tetap nyaman dan aman,” ujarnya.
Meski begitu, pihaknya mengaku belum mengetahui secara pasti berapa anggaran yang dibutuhkan untuk melakukan perbaikan terhadap bangunan sekolah yang roboh. “Satu deret bangunan yang roboh akan diperbaiki semua. Namun, jumlah anggarannya berapa, masih menunggu hitungan secara teknis,” pungkas mantan Kepala BKD Jombang ini. (aan/kj)