KESAMBEN, KabarJombang.com – Kunjungan Bupati Jombang Mundjidah Wahab ke lokasi banjir di Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben pada Rabu (13/1/2020) mendapatkan protes warga.
Protes itu dilontarkan seorang pria warga korban banjir Dusun Beluk, Kecamatan Kesamben. Ia dengan lantang menantang Mundjidah untuk melihat kondisi rumah-rumah yang tergenang banjir secara langsung.
“Percuma kesini, ayo masuk ke lokasi banjir kalau berani, tidur disini,” kata pria yang melancarkan protes kepada Bupati Jombang saat didorong menjauh oleh petugas.
Ia merasa kecewa karena Bupati Jombang tidak melihat langsung kondisi warga terdampak banjir.
Saat meninjau lokasi banjir Mundjidah hanya sebatas melihat dari sisi barat batas dusun yang tergenang air luapan sungai Avur Watudakon.
Kekecewaan pria ini memuncak karena banjir yang menggenangi dusun tersebut belum juga surut hingga hari ketiga belas.
Sosok pria yang berani melancarkan protes kepada Bupati Mundjidah tersebut diketahui merupakan warga asli Dusun Beluk, Desa Jombok, berinisial NC.
Ketika tim kabarjombang.com mendatangi rumahnya di Dusun Beluk RT 02, NC dan keluarga tidak berada di rumahnya.
Paman NC, Garmin menuturkan jika keponakannya adalah warga asli dusun Beluk dan tinggal bersama kedua orang tuanya.
Namun setelah menikah saat ini NC tinggal tidak menetap di Beluk. Terkadang di rumahnya sendiri kadang dirumah sang istri yang ada di Kemlagi, Mojokerto.
“Iya NC ini adalah warga asli Beluk. Aksinya kemarin itu bukan setingan, tapi memang kesal dan resah karena banjir yang tidak kunjung surut. Ditambah saat ini kondisi kedua orang tuanya sakit, sehingga saat ini keluarganya mengungsi,” ungkap Garmin pada KabarJombang.com, Kamis (14/1/2021).
Sementara Ketua RT 02 Muhammad Sueb mengatakan jika NC adalah warganya aslinya dan sah jadi warga Dusun Beluk, Desa Jombok karena KTP dan KK masih tertulis dengan jelas warga Beluk.
Dia menilai protes yang dilancarkan NC kepada Bupati Jombang Mundjidah karena penanganan banjir oleh Pemkab Jombang dinilai sangat lamban. Sueb maupun warga Beluk lainnya menganggap wajar apa yang dilakukan NC lantaran kekesalan tersebut juga dirasakan semua masyarakat setempat.
“Ini sudah usaha 14 hari, warga sudah usaha kerja bakti, jebol sana jebol sini tapi air tak kunjung surut. Pihak terkait waktu itu hanya mantau saja, warga kerja bakti di Dam Sipon juga. Tapi bantuan mereka sangat lambat, kita kan kesal,” tambahnya.
Sueb menambahkan hal sama, diperkirakan NC melakukan hal itu karena merasa kasihan dengan kondisi orangtua yang sakit ditambah dengan banjir yang tak kunjung surut.
Ia menegaskan jika protes yang dilakukan NC adalah spontan dan tidak ada unsur setingan. “Tidak ada yang menyeting, nggak ada juga oknum yang menyuruh. Memang rasa kesal. Saya juga kesal,” pungkasnya.