Banjir Melanda 5 Kecamatan dan 7 Desa di Kabupaten Jombang, Kademangan Mojoagung Terparah

Banjir yang terjadi di Kademangan, Mojoagung, Jombang pada Selasa (21/1/2025) malam. (Istimewa).
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com-Banjir besar melanda lima kecamatan di Kabupaten Jombang pada Selasa (21/1/2025) malam. Demikian ini akibat hujan deras yang mengguyur wilayah hulu dan sekitarnya.

Banjir yang terjadi di Kecamatan Mojowarno, Mojoagung, Diwek, Sumobito, dan Perak ini menyebabkan beberapa desa terendam air, di Kademangan, Mojoagung menjadi wilayah yang paling parah terdampak.

Baca Juga

Imam Fauzi, Anggota Pusdalops BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Jombang, menjelaskan bahwa setidaknya ada tujuh desa yang terdampak banjir.

Ketujuh desa tersebut di antaranya Desa Catak Gayam di Kecamatan Mojowarno, Desa Keras di Kecamatan Diwek, serta tiga desa di Kecamatan Mojoagung yaitu Mancilan, Betek, dan Kademangan. Di Kecamatan Sumobito, Desa Talun Kidul terendam, sementara Kecamatan Perak juga mengalami banjir di Desa Perak.

Menurut Fauzi, Kademangan merupakan desa yang paling parah terdampak banjir dengan sekitar 474 Kepala Keluarga (KK) terperangkap. Ketinggian air bervariasi mulai dari 150 hingga 170 sentimeter, bahkan di beberapa titik mencapai ketinggian hampir 2 meter.

Banjir disebabkan luapan air dari tiga sungai utama yang ada di daerah tersebut, yaitu Sungai Gunting, Sungai Pancir, dan Sungai Catakbanteng.

“Hujan deras yang mengguyur kawasan hulu Kabupaten Jombang dan wilayah sekitar menyebabkan debit air meningkat pesat, sehingga sungai-sungai tidak mampu menampung dan akhirnya meluap ke pemukiman warga,” ujar Fauzi.

Di lokasi, warga setempat seperti Umar Yani (60), warga Desa Kademangan, mengungkapkan bahwa banjir mulai terjadi sekitar pukul 10.00 malam.

Air mulai menggenangi jalan-jalan di titik terendah dan merembes ke dalam rumah warga pada pukul 11 malam. Menurut Umar, air yang meluap berasal dari kiriman air hujan deras dari Kecamatan Wonosalam, Jombang, dan Kecamatan Kandangan, Kediri.

“Di rumah kami, ketinggian air sekitar 80 sentimeter, sementara di jalan mencapai 1,2 meter. Bahkan ada titik yang lebih dalam, hampir 2 meter,” ungkapnya.

Meskipun ketinggian air cukup signifikan, Umar dan beberapa warga lainnya memilih untuk tidak mengungsi. Mereka lebih fokus untuk mengamankan barang-barang berharga di rumah masing-masing, mengingat mereka tidak mengetahui seberapa besar dampak banjir yang akan terjadi.

Umar juga menambahkan bahwa banjir seperti ini bukanlah kejadian pertama. Sebelumnya, wilayah tersebut sering kali dilanda banjir, meski intensitasnya bervariasi.

“Banjir sering terjadi, apalagi dalam beberapa bulan terakhir. Bahkan beberapa waktu yang lalu, meski dalam skala kecil, banjir sudah sempat merendam jalan di depan rumah saya,” kata Umar.

 

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait