KESAMBEN, KabarJombang.com – Hingga hari kelima, banjir yang melanda Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, masih belum menunjukkan tanda-tanda surut. Berdasarkan pantauan pada Rabu (11/12/2024), banjir telah merendam hampir seluruh wilayah dusun, termasuk jalanan, rumah warga, dan area pertanian. Ketinggian air bervariasi, dengan titik tertinggi mencapai 30 cm, sementara area terdalam mencapai 1,6 meter.
“Di tempat saya, air sudah mencapai leher,” ungkap Muhammad Faqih Usman, seorang warga Dusun Beluk. Usman, yang tinggal di bagian timur dusun yang merupakan titik terendah, terpaksa mengungsi setelah rumahnya tergenang air lebih dari satu meter. Dengan listrik yang mati dan kondisi rumah yang tergenang, Usman memutuskan untuk mengungsi. Dia sekeluarga mengaku sudah meninggalkan rumah sejak pagi. Menurut Usman, air terus masuk dan tidak bisa dibendung hingga mereka pun dengan berat hati mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Kepala Posko Tanggap Darurat BPBD Kabupaten Jombang, Senopati Zainudin, mengungkapkan bahwa jumlah pengungsi terus bertambah sejak Selasa (10/12/2024). Banyak warga yang mengungsi ke rumah kerabat di desa atau dusun lain, sementara yang lainnya memilih tinggal di posko pengungsian yang disediakan oleh BPBD Jombang. Posko-posko pengungsian tersebut berada di Kantor Desa Jombok dan Balai Dusun Plososari, Desa Jombok. “Sejak malam hingga pagi ini, jumlah pengungsi terus meningkat,” kata Zainudin.
Selain Dusun Beluk, banjir juga melanda Dusun Kedondong di Desa Blimbing, yang berada di kawasan yang sama dan dipisahkan oleh sungai. Luapan air dari sungai Avfour Watudakon menyebabkan kedua dusun tersebut tergenang. Data terakhir mencatat, terdapat 63 pengungsi yang terdiri dari balita, anak-anak, dewasa, dan lansia di posko pengungsian di Balai Dusun Plososari. Di Kantor Desa Blimbing, tercatat ada 33 pengungsi.
Zainudin menambahkan bahwa hingga saat ini, kondisi banjir di kedua dusun tersebut tetap stabil, dengan ketinggian air yang tidak mengalami perubahan signifikan sejak hari sebelumnya. “Sampai pukul 09.00 WIB, debit air dan ketinggian banjir tetap sama seperti Selasa kemarin,” jelasnya. Banjir yang melanda wilayah ini sudah berlangsung sejak Sabtu (7/12/2024), namun hingga Rabu (11/12/2024), air masih belum surut. Banjir ini disebabkan oleh luapan sungai Avfour Watudakon, yang sampai sekarang masih belum menunjukkan tanda-tanda penurunan. (Kevin Nizar)