Pabrik Bulu Ayam Tetap Beroperasi, Oknum Satpol PP Jombang Diduga ‘Main Mata’ dengan Pengusaha

Pabrik penggilingan bulu ayam di Dusun Jambe, Desa Bangsri, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang. KabarJombang.com/Anggraini Dwi/
Pabrik penggilingan bulu ayam di Dusun Jambe, Desa Bangsri, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang. KabarJombang.com/Anggraini Dwi/
  • Whatsapp

PLANDAAN, KabarJombang.com – Pabrik penggilingan limbah bulu ayam di Dusun Jambe, Desa Bangsri, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang hingga saat ini masih tetap dibiarkan beroperasi meski diketahui bermasalah terkait perizinan. Selain itu keberadaan perusahaan itu dikeluhkan warga karena dampaknya ke lingkungan.

Hingga kini PT Sayap Emas belum mengantongi izin lengkap diantaranya Izin Mendirikan Bangunan (IMB), namun pabrik penggilingan limbah bulu ayam itu tetap dibiarkan beroperasi.

Baca Juga

Satuan Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Jombang sebagai leading sektor penegak regulasi daerah baik Perda maupun Perbup, seakan kehilangan ‘taringnya’ terkait persoalan dugaan pelanggaran yang dilakukan PT Sayap Emas perusahaan penggilingan limbah bulu ayam di Bangsri, Kecamatan Plandaan yang belum mengantongi IMB.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jombang, sudah merekomendasikan pabrik penggilingan bulu ayam di Jombang untuk tidak beroperasi karena IMB belum turun.

Menurut informasi yang didapat KabarJombang.com, enggannya Satpol PP menutup pabrik ilegal itu diduga ada kongkalikong atau main mata antara oknum Satpol PP Kabupaten Jombang berinisial L dengan pihak pabrik penggilingan bulu ayam. Sehingga upaya penutupan berkali-kali gagal terealisasi.

Salah seorang warga Bangsri Sukamad mengatakan, pabrik bulu ayam di Jombang tetap beroperasi sejak sejak tanggal 2 Februari 2021 kemarin. Selain itu, pabrik tersebut juga masih menimbulkan bau yang tak sedap dan mengganggu pernafasan seperti sebelumnya.

“Pabrik masih mengeluarkan bau sama seperti sebelumnya, tidak berkurang sama sekali,” katanya.

Menurut Sukamad pabrik juga membuat lubang di bawah tanah untuk peredam bau. Namun, dalam realita yang terjadi pabrik masih timbulkan bau di permukiman.

“Ada kabar juga kalau pabrik buat lubang dibawa tanah untuk meredam bau. Dan pemerintah setempat juga tidak ada tindakan yang tegas terkait bau yang ditimbulkan pabrik itu, membiarkan gitu aja,” tandas dia.

Ia juga sempat mengetahui jika pabrik sempat dikunjungi saat tidak beroperasi, yang diduga dari orang Pemkab namun belum diketahui secara jelas dari instansi mana.

“Waktu pabrik sedang tidak operasi ada pihak dinas kesana entah dari dinas mana pokok bersragam dan bermobil panther, cuma satu jam disana. Ya mungkin biar kelihatan kalau pabrik gak beroperasi saat ditinjau kesana,” tutup Sukamad.

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait