KESAMBEN, KabarJombang.com – Banjir yang melanda Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Senin (9/12/2024) mengganggu kehidupan warga setempat. Sejak tiga hari lalu, tinggi air yang terus meningkat menyebabkan aktivitas masyarakat terganggu. Salah satu wilayah yang terdampak parah adalah di Dusun Beluk Timur.
Suwoto (61), warga setempat menjelaskan bahwa banjir terjadi akibat meluapnya air sungai dan hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut. Ia mengaku sementara ini tidak bisa melakukan aktivitas berjualan dan belanja, akibat lumpuhnya akses jalan dan situasi tidak memungkinkan.
“Paling deras kemarin, airnya paling tinggi. Air dari sungai meluap, ditambah hujan deras. Kegiatan sehari-hari saya yang biasanya belanja dan membuka toko terhenti akibat banjir. Jalanan jadi terputus, sebenarnya bisa tapi harus memutar yang menghabiskan waktu kurang lebih 1 jam an,” keluhnya.
Meski sudah beberapa hari dilanda banjir, Suwoto mengaku belum menerima bantuan dari pemerintah. Namun untuk makan ia mengaku sudah terpenuhi.
“Kalau makan ya seadanya lah, ada mie ya dimakan, tadi dari tetangga-tetangga dan warga sekitar juga ada yang keliling ngasih makanan ke rumah-rumah. Tapi kalau bantuan dari pemerintah selama ini belum. Ya nggak tahu ya, mungkin masih proses atau gimana ya saya kurang tahu,” ujarnya sdi lokasi kejadian pada Senin (9/12/2024).
Di tengah kesulitan ini, ia berharap agar segera mendapatkan perhatian dari pemerintah untuk penanganan yang lebih baik.
Hal serupa juga dialami Mahendra Eka (23), seorang peternak kambing di desa tersebut yang terdampak dari musibah banjir tersebut. Menurut Mahendra, banjir sudah berlangsung sekitar tiga hari dan sangat mengganggu aktivitasnya, apalagi ia mempunyai peliharaan kambing.
“Kambing-kambing saya nggak bisa dipindahkan karena tidak ada yang bisa mengangkut, apalagi tempat yang aman untuk mengungsikan kambing juga sulit ditemukan. Untuk pakan kambing saya nyarinya yang kering-kering,” katanya.
Ia berharap agar banjir ini segera surut dan pemerintah segera membersihkan sungai dan meninggikan tanggul untuk mencegah banjir lebih lanjut.
“Ledengnya (tanggul) harus lebih tinggi, sungainya juga harus dibersihkan dari eceng gondok dan sampah,” bebernya.
Sementara itu, Ira Rosdiana, seorang warga lain yang terdampak banjir, mengungkapkan bahwa kondisi serupa juga dirasakannya.
“Banjir sudah tiga hari ini, airnya meluap dari sungai di sebelah rumah,” ungkapya.
Ira juga mengaku kesulitan untuk beraktivitas dan harus mengandalkan bantuan dari saudara serta tetangga.
“Makanan ya nunggu bantuan dari saudara atau tetangga,” pungkasnya.
Ia berharap agar banjir segera surut sehingga mereka bisa melanjutkan kehidupan sehari-hari dan selanjutnya supaya kejadian ini tidak terus terulang menurutnya semua elemen masyarakat dan khususnya pemerintah yang punya kebijakan harus bisa mencarikan solusi dari permasalahan ini.
Dari pantauan di lapangan terakhir pukul 10.00 WIB Senin (9/12/2024) tandon air bersih sudah disediakan BPBD. Posko bencana juga sudah ada di lokasi yang aman. Arus lalu lintas menuju arah Kimia Farma dan Mojokerto tidak bisa dilewati, dan kendaraan diharuskan putar balik.
Kemudian alat berat bego juga sudah ada di sungai yang menjadi penyebab banjir, untuk membersihkan tumbuhkan kangkung, eceng gondok dan penyumbat-penyumbat sungai lainya.