PLOSO, KabarJombang.com – Luapan air sungai Marmoyo, menggenangi rumah dan sawah warga Desa Jatigedong, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, sejak Sabtu 4 April 2020. Ketinggian air mencapai hingga setengah meter. Praktis, aktivitas warga setempat lumpuh. Mirisnya lagi, hingga Senin (6/4/2020) tidak ada bantuan secuilpun mengalir pada warga desa terdampak setempat.
Diperoleh keterangan, hingga Minggu (5/4/2020) ketinggian air bertambah 10 hingga 20 sentimeter dibanding Sabtu kemarin. Air menggenangi separuh jumlah rumah warga se-Dusun Gedang dan Dusun Gotan. Sementara di Dusun Jatirowo menggenang 20 persen jumlah rumah penduduk dan 10 persen di Dusun Lengkong.
Qurrotin (55) Ibu Kepala Dusun setempat mengatakan, banjir paling sering dialami warga Desa Jatigedong di tahun 2020. Menurutnya, banjir diakibatkan ada tanggul sungai Marmoyo yang jebol di bagian utara desa setempat. Hanya saja, dia tidak mengetahui secara pasti titik tanggul jebol yang dimaksud.
“Banjir di desa ini terjadi sejak Januari 2020 lalu. Nggak tahu hingga saat ini kok nggak selesai-selesai. Kalau dibilang rugi ya rugi. Warga yang akan bekerja terhalang bencana banjir ini. Belum lagi, air yang menggenangi sawah. Tentunya akan gagal panen,” kata Qurrotin, di lokasi kejadian.
Dia juga berharap, pemerintah setempat ‘turun tangan’ mengatasi bencana banjir di desanya akibat luapan sungai Marmoyo tersebut. “Ya agar kita bisa kembali bekerja dan mendapatkan penghasilan,” ucapnya.
Sementara Khoiriyah (57) mengatakan, ketinggian air di dalam rumahnya mencapai 30 sentimeter. Dia mengaku terpaksa melakukan aktivitas sehari-hari menggunakan perabotan yang memiliki ketinggian, seperti di kasur atau amben.
“Kalau salat ya di atas kasur. Benar, ini mulai gatal-gatal karena setiap saat kaki berendam di air,” katanya.
Reporter: Jajang