JOMBANG, KabarJombang.com – Tak disangka musibah datang secara mengejutkan dialami warga Dusun Banjarjo, Desa Banjaragung, Kecamatan Bareng, Jombang.
Seperti yang dialami Muhaimin bersama kakaknya mencoba bertahan ditengah terjangan banjir demi selamatkan barang berharga.
Banjir bandang yang menerjang kampung halamannya terjadi Senin (1/2/2021) sekitar pukul 19.00 WIB. Tak banyak waktu untuk berpikir, diantara genangan air setinggi setengah badannya itu, ia mengambil resiko tetap bertahan di dalam rumah.
Muhaimin bersama kakaknya mencoba untuk menahan pintu belakangan rumahnya supaya barang-barang miliknya tak tergerus air. Sementara orang tua perempuan Muhaimin, istrinya Mubarokah dan anaknya Muhammad Alfin mencoba untuk menyelamatkan diri ketempat yang lebih tinggi.
“Orangtua, istri dan anak saya, saya suruh pergi mengungsi, biar saya dan kakak saya yang di rumah. Di tengah banjir yang sudah meninggi, orangtua saya dibantu berjalan menyusuri genangan banjir,” ulas pria yang pelipisnya tertambal perban akibat reruntuhan genting.
Ditengah-tengah ia menahan pintu belakang rumah dengan harapan barang miliknya tak hanyut terbawa arus. Nahas pintu depan rumahnya jebol hingga air semakin masuk kedalam rumahnya sampai akhirnya tembok belakang rumahnya ambrol tak kuasa menahan derasnya banjir bandang.
Sembari tertegun melihat rumahnya yang hancur ia berusaha menyelamatkan diri ketika banjir sudah tak bisa diajak kompromi.
“saya sudah terjebak di rumah bersama kakak saya, mau keluar sudah nggak bisa, arusnya deras. Saya mencoba bertahan menyelamatkan diri dengan memegang tiang kayu bagian belakang ini,” ceritanya.
Sembari memeluk erat tiang kayu agar tak terseret air, Muhaimin melontarkan untaian doa meminta keselamatan. Nasib munjur akhirnya dialami, ia akhirnya selamat dari banjir bandang yang menimpa desanya.
Disisi lain Muhaimin dan keluarga harus lapang dada melihat rumahnya hancur tergerus air hingga barang-barangnya ludes terserat air.
“Orang-orang sudah nggak bisa menolong saya, karena airnya sudah deras, Malah mereka semua mengira saya sudah terseret,” cerita pria kelahiran 1969.
Banjir bandang yang terjadi kali ini adalah banjir paling parah dengan ketinggian air sekitar satu meter. Sebelumya banjir juga sering melanda desanya namun tak setinggi dan sederas ini.
Kondisi rumah Muhaimin terlihat paling parah dan terdampak di antara belasan rumah lainnya di Dusun Banjarrejo ini. Pasalnya hampir 50 persen rumahnya hancur.
“Baru air mulai surut tetangga datang kemari, dan juga tetangga membawa alat penerangan untuk membantu dokumen penting dan celengan orang tua saya” pungkasnya.