KPTR Arta Rosan Tijari Helat RAT ke-16

Dari Kiri: Pengurus KPTR Arta Rosan Tijari, Sunu Budiman, Ratna Sri Wijayanti, H Cholid Makarim, H Achmad Chasan SE. dan Pengawas: H Irfan Mughroni SE, H Ayatullah Masduki, Adi Mulyo.
  • Whatsapp

KABAR JOMBANG (kabarjombang.com) – Kendati mengalami keterlambatan, rapat anggota tahunan (RAT) Koperasi Petani Tebu Rakyat (KPTR) Arta Rosan Tijari ke-16 tahun buku 2014, berlangsung sukses, Rabu (9/9/2015). Bisa dibilang, terlambatnya pelaksanaan RAT kali ini, merupakan hal tak biasa dalam sejarah perjalanan koperasi Arta Rosan Tijari sejak didirikan.

Keterlambatan digelarnya RAT ke-16 tersebut bukan tanpa alasan. Ketua KPTR Arta Rosan Tijari, H Cholid Makarim dalam sambutannya mengatakan, terlambatnya pelaksanaan RAT tersebut lebih disebabkan beberapa faktor, diantaranya kondisi PG Tjoekir yang terlambat melakukan giling disebabkan revitalisasi mesin giling yang belum optimal.

Baca Juga

Selain itu, petani dirundung rendemen tebu yang rendah, dan gula milik petani tidak laku pemasarannya, mulai periode giling 5 hingga 10, lantaran terjadi pembatalan pembelian gula secara sepihak oleh investor terkait harga dasar gula.

“Kondisi inilah yang menguras tenaga dan fikiran, karena KPTR Arta Rosan Tijari melakukan penjualan gula dengan cara mengecer dengan kuantum gula yang begitu besar,” kata mantan anggota DPRD Kabupaten Jombang ini.

Selebihnya, lanjut H Cholid, keterlambatan pelaksanaan RAT ke-16 ini lantaran kredit program KKP-E masa tanam 2014/2015 tidak cair, yang menyebabkan petani kesulitan dalam hal pembiayaan. Kondisi tersebut didasari oleh ketidak-sinkronan data tagihan kredit antara pihak bank, KPTR Arta Rosan Tijari, dan pihak PG Tjoekir sebagai afalis.

“Ini berpotensi menjadi beban kerugian bagi KPTR Arta. Kita harus selesaikan dengan cermat dan tepat, karena kita tidak ingin meninggalkan persoalan pada kepengurusan selanjutnya, mengingat RAT kali ini akan memilih ketua,” lanjut H Cholid.

Sementara Manager Tanaman PG Tjoekir, Ir Iskandar dalam sambutannya, mengakui jika pada masa giling 2015, PG Tjoekir sempat molor giling dari jadwal yang ditentukan, karena terkendala revitalisasi mesin PG. “Saat ini mesin giling sudah berjalan optimal, dan semoga hingga tutup masa giling, PG Tjoekir mampu menggiling 39 ribu kwintal per hari, Sementara rendemen tebu hari ini sudah mencapai 9,41 persen,” jelasnya.

Pihaknya juga mengaku optimis PG Tjoekir bakal memenuhi target giling tahun 2015 sebesar 6 juta kwintal tebu. “Jika kurang memenuhi, mungkin masih pada batas wajar,” katanya.

Sementara Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jombang, melalui M Nurhasan mengatakan, keterlambatan RAT kali ini terbilang wajar karena koperasi dihadapkan beberapa kendala. “Tapi, waktu untuk RAT tahun depan jadi lebih pendek,” katanya.

Dia juga menjelaskan, untuk meningkatkan produktivitas tebu di Kabupaten Jombang, Pemkab akan memberi bantuan traktor dan alat-alat pertanian kepada KPTR, KUD dan Kelompok Tani (Poktan). Agar program jaring aspirasi masyarakat ini tepat sasaran penggunaannya, Pemkab juga memberlakukan regulasi bahwa penerima bantuan adalah yang sudah memiliki badan hukum.

“Jika poktan yang belum punya badan hukum, harus menginduk ke KPTR. Karena KPTR sudah memiliki badan hukum. Bantuan tersebut akan diberikan pada 16 hingga 18 September 2015. Agar dimanfaatkan secara optimal,” katanya. (rief)

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait