JOMBANG, KabarJombang.com – Mendekati Hari Raya Idul Fitri 1442 H/2021 M, geliat jasa penukaran uang baru di Kabupaten Jombang semakin terasa.
Betapa tidak, di sepanjang jalan KH. Wahid Hasyim Kota Jombang, berjajar para jasa penukaran uang baru. Baik yang menjajakan di atas motor, mobil, bahkan lesehan.
Salah satu penyedia jasa penukaran uang baru, Edo mengatakan, pekerjaan sampingan yang ia lakoni saat ini lebih menurun peminatnya dibandingkan tahun lalu. Hal ini masih pandemi Covid-19 dan adanya larangan mudik.
“Omset penjualan tidak bisa dikalkulasi, sebab naik-turun. Paling banyak satu hari saya mendapatkan omset Rp 4 Juta. Sedangkan saya mendapat uang hanya Rp 100 ribu,” ungkapnya pada KabarJombang.com, Selasa (4/5/2021).
Sementara itu, sistem penukaran uang yang ada di sepanjang jalan raya ini kompak, mematok harga jasa penukaran sebesar Rp 10 ribu per Rp 100 ribu.
“Artinya kalau tukar Rp 100 ribu saja biayanya Rp 10 ribu. Kalau tukarnya satu juta, biaya Rp 100 ribu. Intinya per seratus ribu biayanya Rp 10 ribu,” bebernya.
Sedangkan seorang jasa penukaran uang yang enggan menyebutkan namanya, mengatakan, masyarakat gemar menukar uang baru dengan pecahan Rp 5 ribu, 10 ribu, dan 20 ribu.
Para penyedia jasa uang baru ini, menyediakan secara lengkap koleksi uangnya. Mulai dari pecahan, seribu rupiah, Rp 2 ribu, Rp 5 ribu, Rp 10 ribu, Rp 20 ribu dan Rp 75 ribu.
“Kalau disaya jasa penukaran memang sama menarif Rp 10 ribu, tapi kalau tukarnya banyak, tergantung negosiasinya kadang saya turunkan menjadi Rp 7.500,” pungkasnya.