PETERONGAN, KabarJombang.com – Usianya baru 5 tahun, rabat beton ruas jalan nasional, Peterongan, Jombang sudah dibongkar.
Pembongkaran rabat beton ini juga menjadi tanda-tanya bagi masyarakat. Dimana proyek nasional tidak bisa bertahan lama. Bahkan 5 tahun, jalan sudah retak dan berlubang.
Pada tahun 2018 jalan arteri nasional Peterongan, Jombang, lebih tepatnya di barat flyover sampai Kepuhkembeng, Kecamatan Peterongan dilakukan pengecoran.
Dari pantauan, KabarJombang.com, sejak dilakukan pengecoran pada tahun 2018, dua tahun berselang jalan sudah mulai rusak. Ditemukan retakan di bagian tengah dan sisi jalan.
Retakan yang awalnya kecil, seiring berjalannya waktu meluas dan banyak. Selain retak, juga ditemukan beberapa lubang. Pelaksana dari proyek ini adalah PT Timbul Persada dari Tuban, dan rampung dikerjakan Desember 2018.
Jalan yang retak dan berlubang itu sempat ditambal menggunakan aspal cair. Namun, tambalan tersebut malah membuat masalah baru, yakni jalan yang bergelombang dan dianggap kerap membahayakan pengendara, khususnya roda dua.
“Jalannya ada yang retak, lubang. Sempat ditambal tapi tambalannya itu menonjol, jadinya bergelombang. Tetap saja bahaya buat pengendara motor,” kata Yusril warga Senden, Mancar Peterongan, Jombang, Sabtu (12/8/2023).
Jalan yang rusak itu juga sempat mendapat kritik dari warga sekitar yang menganggap jalan tersebut tidak layak dilewati karena kondisinya yang tidak memungkinkan. Akibatnya banyak pengendara khususnya roda dua yang memilih jalan lain, demi menghindari jalan nasional tersebut.
“Kalau saya mau ke Jombang kota saya lebih pilih lewat jalan Sumbermulyo. Atau lewat jalan tikus, meskipun harus lewat jalan kecil. Daripada lewat jalan besar (Peterongan) terlalu banyak ruas jalan yang rusak,” ungkapnya.
Sekian lama mendapat keluhan, akhirnya jalan nasional Peterongan ini dibongkar. Namun, saat proses pembongkaran beton ternyata tidak ditemukan tulangan besi.
Beberapa alat berat juga sudah diterjunkan, dari pantauan, usai dilakukan pembongkaran menggunakan alat berat, beton cor memiliki ketebalan sekitar 30-35 centimeter. Namun lebih banyak ditemukan beton cor tanpa ada tulangan besi.
Pantas saja jalan Nasional Peterongan cepat rusak, ternyata mungkin salah satu penyebabnya tidak ada besi. M. Rifky (27) warga Desa Peterongan mengatakan, pembongkaran tersebut sudah digarap sejak dua minggu terakhir.
“Itu kemarin betonnya diangkat, saya lihat memang besinya tidak ada. Saya lihat lagi ternyata memang tidak ada. Sebelum dibongkar, jalan ini memang rusak parah. Permukaan beton cor banyak yang pecah dan membahayakan,” ucapnya, Sabtu (12/8/2023).
Jalan yang rusak, kata Rifky sebenarnya sudah diperbaiki. Namun, jalan yang pecah dan berlubang hanya sebatas ditambal saja, hingga membuat jalan bergelombang.
“Pasti kalau lewat jalan sini (Peterongan) tidak nyaman. Jalannya ada yang retak ada yang bergelombang. Jadi memang harus hati-hati. Saya juga tidak paham kenapa cepat sekali rusak, mulai dari bawah flyover Peterongan hingga Desa kepuhkembeng Peterongan sejauh hampir dua kilometer,” katanya.
Sebagai informasi, proyek peningkatan jalan nasional milik Kementerian PUPR dilaksanakan Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Metropolitan II Surabaya. Sumber anggarannya berasal dari dana APBN 2018 mencapai Rp 46 miliar.